Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah investor asal Jepang akan mengembangkan enam pulau terluar di Indonesia. Pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan produksi perikanan Indonesia sekaligus menjaga kedaulatan perairan Indonesia melalui pulau-pulau terluar.
Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Bramantyo Satyamurti mengatakan, enam pulau terluar tersebut yaitu Sabang, Natuna, Morotai, Saumlaki, Moa dan Biak. Di pulau-pulau ini, akan dibangun berbagai fasilitas perikanan seperti pelabuhan perikanan, pabrik pengolahan dan pasar perikanan.
"(Pengembangan) sekaligus, kalau kita bisa sekaligus tapi intinya pelabuhan perikanan dibangun dan juga rehebailitasi pasar, pembangunan pasar akan dibangun. Selain itu Jepang akan kita berikan technical assistance untuk pembangunan national fish center yang ada di muara baru," ujar dia di Kantor KKP, Jakarta, Rabu (6/9/2017).
Baca Juga
Advertisement
Bramantyo mengungkapkan, pihak Jepang belum memberikan pernyataan resmi soal nilai investasi yang akan ditanam untuk pengembangan enam pulau terluar ini. Namun diperkirakan jumlahnya mencapai US$ 69 juta.
"Average-nya segitu (US$ 69 juta) tapi kan kita belum (pastikan) finalisasi ketika kita mengirim ke sana terus direview sama mereka. Jepang kan juga itung-itungannya lumayan detail. Jadi sebelum nanti angkanya firm, saya belum sampaikan data tapi intinya coba bayangkan 6 pelabuhan outer island, di pasarnya juga mereka akan membantu juga untuk develop, dari kapal pengangkut ikan, yang dari forzen fish," ungkap dia.
Rencananya pengembangan enam pulau terluar tersebut akan dimulai pada tahun depan. Saat ini, pihak Jepang bersama KKP akan melakukan pengkajian soal apa saja yang bisa dikembangkan di masing-masing pulau.
"Ini akan kita mulai rencananya akhir tahun ketika Pak Presiden ketemu dengan Pak Abe itu nanti akan didiskusikan untuk di-announce lagi. Insya Allah tahun depan sudah bisa dijalankan," ujar dia.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Kembangkan 6 Pulau Terluar
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengelar pertemuan dengan Penasihat Khusus Perdana Menteri Jepang Hiroto Izumi hari ini. Pertemuan tersebut membahas soal rencana pengembangan dan investasi perusahaan Jepang di enam pulau terluar Indonesia seperti Sabang, Natuna, Morotai, Saumlaki, Moa, dan Biak.
Susi mengungkapkan, saat ini hubungan kerja sama Indonesia dan Jepang telah memasuki usia ke-60 tahun. Dalam rangka memperingati hal tersebut, maka kedua berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama, khususnya dalam bidang kelautan dan perikanan.
"Kita ingin memberikan rilis tentang rencana kerja sama yang mana sudah digodok sangat matang dalam rangka memperingati 60 tahun kerja sama Jepang dan Indonesia. Kerja sama ini akan dilakukan dalam rangka memastikan membangun suatu pembangunan dibidang perikanan dan juga keamanan di bidang laut dan juga free navigation di wilayah laut Indonesia," ujar dia di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu 6 September 2017.
Dia menjelaskan, dari kerja sama ini, Jepang akan memberikan hibah pembangunan fasilitas perikanan di enam lokasi serta enam coastal radar untuk enam pulau terluar di Indonesia. Jepang juga akan memberikan bantuan sistem satelit untuk memantau pergerakan ikan dan kapal di wilayah perairan Indonesia.
"Jepang akan membantu dalam rangka meneruskan kegiatan daripada satelit yang telah dimiliki oleh KKP, juga dalam bentuk hibah membuat sistem satelit kita yang ada di Bali menjadi satu sistem terbuka. Sehingga kita tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk mengakuisisi data dan mendapatkan data setiap bulan atau setiap tahunnya," kata dia.
Menurut Susi, kerja sama ini sangat penting bagi kedua negara dan sebagai tanda saling menghormati kedaulatan masing-masing. Kerja sama ini dinilai akan meningkatkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia.
"Dan salah satu sebagai negara terdepan dalam biidang perikanan sudah layaknya kita kerjasama dengan Jepang. Saya berharap pemerintah Jepang akan bisa meng-encorage perusahaan-perusahaannya selain daripada yang sudah pasti akan relokasi dari Thailand, untuk masuk mendirikan pabrik-pabrik pengolahan ikan di Indonesia ataupun mengelola aqua culture di Indonesia. Saya yakin Jepang akan menjadi salah satu mitra strategis kita di bidang perikanan," jelas dia.
Ke depannya, Susi berharap pembangunan dan bantuan coastal radar di enam terluar ini terus ditingkatkan hingga menjadi 60 pulau terluar di Indonesia.
"Saya yakin kalau ada 60 coastal radar yang ada di 60 pulau terluar indonesia, Indonesia akan aman dan keamanan Indonesia pasti sangat penting untuk seluruh negara di wilayah Asia," ujar dia.