Liputan6.com, Semarang - Permasalahan balap liar hingga saat ini masih menjadi pekerjaan rumah sejumlah pimpinan daerah. Begitu juga di Kota Semarang, Jawa Tengah. Sejumlah jalan protokol menjadi arena balap dadakan yang dipilih sejumlah pemuda untuk memacu 'kuda besi'.
Pemasalahan balap liar tidak hanya dari kebiasaan remaja menantang maut, tetapi juga karena minimnya fasilitas olahraga yang berbanding terbalik dengan jumlah penyuka olahraga otomotif ini. Hal tersebut yang memicu adu kecepatan di jalanan marak terjadi.
Baca Juga
Advertisement
Selain membahayakan pembalap, balap liar ini juga mengancam keselamatan pengguna jalan lainnya karena yang digunakan merupakan fasilitas publik. Melihat kondisi itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi atau yang akrab disapa Hendi, mencari solusi penanganan aksi balap liar itu.
Tidak hanya berkoordinasi dengan kepolisian, Hendi yang juga menyukai olahraga otomotif itu mengambil gebrakan dengan membangun sirkuit berskala internasional pertama.
"Sirkuit dibangun salah satunya karena keresahan penyuka otomotif tentang tidak adanya arena untuk salurkan hobi. Arena tidak ada, jika pakai jalan raya harus 'adu balap' dengan polisi," Hendi mengungkapkan.
Dengan arena balap resmi itu, Semarang memulai membangun mimpi untuk menjadi penyumbang atlet olahraga otomotif nasional.
"Dimulai dari sirkuit ini diharapkan atlet yang bertanding tingkat nasional maupun internasional bermunculan. Karenanya, kita kejar pekerjaan yang harusnya sudah 15 persen, namun baru dikerjakan 10 persen harus cepat dikejar," tutur Hendi.
Untuk mencapai target, kontraktor diperbolehkan menggelar "ajang balapan" otomotif untuk kelas alat berat.
"Saya memerintahkan segera menambahkan alat berat untuk menunjang pekerjaan," ujar Wali Kota Semarang.
Dia berjanji akan memantau proyek ini supaya selesai tepat waktu, sehingga akhir tahun nanti sudah tampak wajah sirkuit yang menggunakan anggaran tahun jamak (multiyears) sebesar Rp 135 miliar.
"Pembangunan sirkuit memakan dana Rp 135 miliar. Tahun ini pagunya Rp 50 miliar difokuskan pekerjaan cut dan field serta pengaspalan atau pengerasan sirkuit dan parkir. Kurangnya Rp 85 miliar dikerjakan tahun 2018," Hendi menguraikan.
Memanfaatkan lahan bekas kebun karet, sirkuit balapan Mijen bakal memiliki konsep sports center automotive multievent berskala internasional.
"Luas 5,1 kilometer. Sirkuit bisa dipakai tempat berkumpulnya komunitas anak muda yang suka dunia otomotif. Akan ada root race dengan panjang 1,6 kilometer, gokar, kemudian ada arena untuk dark race, slalom, tribun," dia memaparkan.
Dengan arena ini, lanjut Hendi, pelaksana acara balapan tidak perlu menutup jalan, sehingga fungsi jalan raya tidak terganggu dan tentunya tidak ada lagi balap liar.