Daya Tampung Wisatawan di Penanjakan Bromo Bakal Bertambah

Wisatawan bisa ke Bukit Cinta dan Bukit Kingkong di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, untuk menikmati matahari terbit.

oleh Zainul Arifin diperbarui 07 Sep 2017, 06:31 WIB
Wisatawan berjalan menuju puncak Gunung Bromo, Malang, Jawa Timur, (29/7). Ratusan wisatawan berbagai daerah setiap harinya memadati kawasan Bromo untuk berwisata melihat terbitnya matahari dan juga kawah Gunung Bromo. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Malang - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menutup Bukit Penanjakan dari kunjungan wisatawan mulai 11 September sampai 10 Desember 2017. Penutupan terkait perbaikan sarana untuk menambah daya tampung di salah satu spot melihat matahari terbit di Gunung Bromo tersebut.

Kepala BB TNBTS, John Kennedie mengatakan, daya tampung wisatawan yang ingin melihat matahari terbit di Gunung Bromo melalui spot Bukit Penanjakan bisa bertambah dari sebelumnya rata-rata 300 orang menjadi 500 orang per hari.

"Daya dukungnya sekarang belum optimal. Kadang pengunjung sudah berjubel masih juga kita paksakan masuk," ucap John di Malang, Jawa Timur, Rabu, 6 September 2017.


Perbaikan sarana dan prasarana di area view point Bukit Penanjakan itu meliputi penambahan tribun pengunjung dari semula tiga saf akan menjadi lima deret. Renovasi sekaligus memperluas lokasi melihat matahari terbit di Bukit Penanjakan tersebut.

"Bukit Penanjakan nanti akan semakin efektif menerima wisatawan setelah perbaikan selama tiga bulan itu selesai," ujar John.

Meski demikian, wisatawan tak perlu khawatir dengan ditutupnya Bukit Penanjakan. Sebab, ada dua lokasi lain untuk menikmati sang fajar terbit di Gunung Bromo, yakni Bukit Cinta dan Bukit Kingkong. Apalagi, fasilitas umum di dua bukit itu sudah lebih dulu diperbaiki.

"Renovasi di dua bukit itu sudah selesai, maka sekarang giliran Bukit Penanjakan yang diperbaiki," ujar John.

Ia menambahkan, BB TNBTS berencana menerapkan pembatasan kuota kunjungan di Bukit Penanjakan sebanyak 500 orang per hari. Jika kuota itu terpenuhi, nantinya pengunjung bisa dialihkan ke Bukit Cinta dan Bukit Kingkong.

"Ini bisa jadi solusi memecah kepadatan. Mungkin nanti ada perbedaan warna tiket di tiap view point," ucap John.


Anggaran Rp 13 Miliar Lebih

Wisawatan berada di puncak Gunung Bromo, Malang, Jawa Timur, (29/7). Ratusan wisatawan berbagai daerah setiap harinya memadati kawasan Bromo untuk berwisata melihat terbitnya matahari dan juga kawah Gunung Bromo. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) tahun ini mendapat alokasi anggaran lebih dari Rp 13 miliar untuk perbaikan sarana dan prasarana di seluruh kawasan taman nasional. Selain di Bukit Penanjakan, Bukit Cinta ,dan Bukit Kingkong, telah dibangun toilet bungker atau bawah tanah di Bukit Teletubies.

Spot swafoto berupa ornamen sepanjang empat meter dengan ketinggian 1,5 meter bertuliskan Bukit Teletubies juga sudah dibangun.

Fasilitas umum berupa toilet dan musala juga dibangun di kawasan lautan pasir Bromo. Toilet juga didirikan di Ranupani, Ranukumbolo sampai Pos II jalur pendakian Gunung Semeru.

"Perbaikan ini sebagai pengembangan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang kini ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata nasional," kata John.

Pemerintah menetapkan 10 destinasi wisata nasional dengan empat di antaranya adalah taman nasional, yakni Taman Nasional Bromo Semeru, Wakatobi, Kepulauan Seribu, dan Pulau Komodo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya