Liputan6.com, Jakarta - Protes terhadap pelarangan sepeda motor melintas di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta terus dilancarkan. Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, pihaknya akan mengkaji dan mendengar keluhan serta saran warga terhadap kebijakan tersebut.
Oleh karena itu, Djarot akan memanggil Dinas Perhubungan DKI dan meminta agar pelarangan sepeda motor itu tidak dilakukan secara drastis.
Advertisement
"Ini perluasan, maunya drastis. Kalau drastis enggak boleh. Drastis itu mereka mengajukan jam 6 pagi sampai 10 malam. Itu menjadikan para pengendara motor yang punya pekerjaan di sekitar situ menjadi susah," kata Djarot di Balai Kota Jakarta, Kamis (7/9/2017).
Menurut dia, pelarangan motor di Sudirman-Thamrin lebih baik hanya dilaksanakan pada jam sibuk, tidak sepanjang hari seperti kajian sementara dari Dishub.
"Bukan melarang penuh jam 6 sampai jam 10 malam, saya kira tidak. Ini kebijakan yang menurut saya kebablasan, drastis banget. Makanya dikaji, opsi-opsinya baru sehabis itu dievaluasi," ujar Djarot.
Saksikan video berikut ini:
Tak Efektif
Dia menyebut untuk menghitung pengurangan kemacetan tidak dapat dengan cara melarang motor sehari penuh.
"Dengan cara itu nanti kita evaluasi pengurangannya (macet) berapa persen, ya pasti dong orang enggak boleh masuk ya pasti berkurang kemacetannya. Tapi kita lihat berapa persen tingkat pengurabgan kemacetan," ucap Djarot.
Semula, uji coba pelarangan motor akan dilaksanakan pada 12 September nanti. Namun, uji coba tersebut belum pasti lantaran masih akan dikaji lagi oleh Dishub.
"Belum pasti, tergantung nanti Dishub saya undang untuk kasih kajiannya seperti apa," tandasnya