Liputan6.com, Damaskus - Penyidik kejahatan perang PBB mengatakan, pasukan Suriah telah puluhan kali menggunakan senjata kimia dalam perang saudara yang terjadi di negara itu.
Dalam laporannya, Komisi Penyelidik PBB di Suriah mengatakan, sebuah pesawat tempur milik pemerintah Suriah menjatuhkan sarin ke wilayah Khan Sheikhoun di Provinsi Idlib pada April lalu. Peristiwa tersebut menewaskan 80 orang dan memicu serangan balasan dari AS.
"Pasukan pemerintah melanjutkan pola penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil di daerah yang dikepung oposisi. Dalam insiden paling parah, angkatan udara Suriah menggunakan sarin di Khan Sheikhoun, Idlib, menewaskan puluhan orang yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak," demikian laporan Komisi Penyelidik PBB seperti dikutip dari Independent pada Kamis (7/9/2017).
Baca Juga
Advertisement
Serangan ke Khan Sheikhoun tersebut sebelumnya telah diidentifikasi mengandung sarin, namun laporan ini mengonfirmasi hal tersebut. Secara keseluruhan, penyidik PBB mengatakan bahwa mereka telah mendokumentasikan 33 serangan senjata kimia di Suriah hingga saat ini.
Sebanyak 27 serangan dilakukan oleh militer Suriah, termasuk di antaranya yang dilakukan pada 1 Maret dan 7 Juli lalu. Sementara enam serangan lainnya belum diketahui pelakunya.
Rezim Bashar al-Assad telah berulang kali membantah penggunaan senjata kimia. Mereka mengatakan bahwa dalam serangan di Khan Sheikhoun mengenai depot senjata milik kelompok oposisi.
Bantahan Assad
Pada April lalu, Presiden Bashar al-Assad mengatakan bahwa tuduhan pihaknya menggunakan senjata kimia, 100 persen adalah karangan. Ia mengklaim bahwa laporan atas serangan di Idlib tidak valid karena informasi tersebut berasal dari Nusra Front, cabang Al Qaeda di Suriah.
Sejumlah foto yang menunjukkan anak-anak tewas akibat racun kimia diklaim oleh Assad sebagai gambar yang dibuat-buat dan tidak meyakinkan.
Sementara, informasi mengenai dampak serangan senjata kimia diperoleh langsung dari para keluarga korban serangan, penduduk Khan Sheikhon, Idlib, dan petugas medis yang berada di lokasi ledakan senjata kimia.
Bahkan, koalisi utama Suriah, Rusia, mengakui adanya korban tewas akibat serangan senjata kimia.
Menurut versi penjelasan Rusia, dampak racun yang diderita oleh warga sipil disebabkan oleh serangan udara militer Suriah yang mengenai gudang senjata kimia milik kelompok oposisi di Khan Sheikhoun, Idlib, Suriah.
"Kami tak pernah menggunakan senjata itu dalam sejarah negara kami. Secara moral kami tak akan melakukan ini karena tidak dapat diterima," terang Assad.
Assad justru menyalahkan AS karena telah membantu teroris serta memfabrikasi serangan kimia agar memiliki alasan untuk menyerang pemerintahannya.
"Kita tidak tahu apakah anak-anak di video yang mungkin dipalsukan itu benar-benar mati," tutur Assad.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement