Liputan6.com, Jakarta - Menurut Laporan Security Intelligence (SIR) Volume 22 yang dipublikasikan Microsoft Asia Pasifik, Indonesia masuk jadi salah satu negara yang sering ditarget oleh pelaku kejahatan siber.
Satu dari empat komputer di Indonesia dan negara berkembang lain seperti Bangladesh dan Kamboja juga dilaporkan mendapat serangan malware antara Januari sampai Maret 2017.
Selain itu, serangan malware di Indonesia dan negara-negara tersebut juga meningkat dua kali lipat dibandingkan rata-rata global.
Baca Juga
Advertisement
Tercatat, pada paruh pertama 2017, serangan ransomware yang paling banyak adalah WannaCry dan Petya. Untuk itu, Microsoft Asia Pasifik memberikan beberapa tips untuk memperkecil kemungkinan terserang kejahatan siber.
Melalui keterangan tertulis Microsoft Asia Pasifik yang diterima Tekno Liputan6.com, Kamis (7/9/2017), berikut 4 hal yang bisa dilakukan oleh individu atau organisasi untuk meminimalisasi risiko ancaman siber.
1. Jangan Gunakan Wi-Fi Umum Sembarangan
Jika kamu terbiasa menggunakan Wi-Fi umum untuk akses perbankan, belanja online, atau mengakses akun online sebaiknya mulai hindari hal tersebut.
Hal ini karena Wi-Fi umum bisa menjadi ladang bagi penyerang untuk mengintip komunikasi digital, menangkap detail login dan kata sandi, serta mengakses data pribadi.
2. Rajin Update OS
Jangan lupa untuk selalu memperbarui sistem operasi dan perangkat lunak lainnya untuk memastikan kamu telah memasang patch keamanan terbaru.
Hal ini dipercaya dapat mengurangi risiko eksploitasi kerentanan.
3. Ganti Password dan Terapkan Otentikasi
Pengguna internet juga harus mampu mengurangi risiko kompromi kredensial. Salah satu caranya, tidak menggunakan kata kunci yang terlalu sederhana dan mudah ditebak.
Selain itu, pengguna juga bisa menerapkan metode otentikasi multi faktor, seperti satu dari Azure Multi-Factor Authentication (MFA).
4. Kontrol Akses Terhadap Data Sensitif
Jangan lupa untuk menerapkan kebijakan keamanan yang mengontrol akses kepada data sensitif dan membatasi akses jaringan perusahaan ke pengguna, lokasi, perangkat, dan sistem operasi yang sesuai.
Kebijakan ini dapat secara otomatis memblokir pengguna tanpa otorisasi yang tepat atau menawarkan saran yang mencakup pengaturan ulang kata sandi dan penegakan autentikasi multi-faktor.
(Tin/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: