Legenda Sangkuriang dalam Pentas Opera Pop

Legenda Sangkuriang yang kesohor kini bisa dinikmati dalam kemasan opera pop dengan nyanyian dan tarian-tarian yang menarik.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 08 Sep 2017, 05:01 WIB
Pentas Sangkuriang dalam Opera Pop (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Alkisah, seorang anak bernama Sangkuriang yang gemar berburu di hutan. Pada suatu waktu dia pergi menghilang ke hutan untuk mencari tahu siapa ayahnya.

Sangkuriang kemudian kembali. Dayang Sumbi lalu bercerita, bahwa dirinya adalah ibunya, sementara ayahnya adalah situmang (seekor anjing). Tak terima kenyataan, Sangkuriang yang berteman dengan siluman mengaku bahwa ia mencintai Dayang Sumbi dan ingin memperistrinya.

Dayang Sumbi yang sebenarnya ibunda Sangkuriang bingung dan akhirnya memberi syarat kepada Sangkuriang untuk membuat danau dan perahu yang harus diselesaikan sebelum fajar terbit. Tentu syarat itu hanya akal-akalan Dayang Sumbi agar tidak menikah dengan putranya sendiri.

Namun, saat semua syarat hampir terpenuhi, Dayang Sumbi ditolong koleganya membakar hutan agar suasana malam itu mirip dengan situasi fajar. Melihat cahaya terang, Sangkuriang murka hingga menendang perahu yang hampir beres itu hingga terbalik.

Demikian opera pop yang dipentaskan Gentala Art Community garapan sutradara Bambang Arayana Sambas di Teater Tertutup Balai Pengelolalan Taman Budaya Jawa Barat, Rabu, 6 September 2017.

Bambang yang memakai libretto atau naskah Utuy Tatang Sontani berhasil mementaskan Sang Kuriang di hadapan penonton yang memadati teater berkapasitas 1.000 orang tersebut.

Adapun Sangkuriang dalam drama ini diperankan oleh Nanda Darius dan Ayu Rahayu sebagai Dayang Sumbi. Sedangkan Suara Langit melatari grup vokal selama pementasan berlangsung.

"Sang Kuriang karya Utuy dalam formatnya sudah naskah opera. Jadi, memang pas secara pementasan opera," kata Bambang usai pementasan.

Menurut dia, rencana mementaskan opera pop ini sudah sejak tiga tahun lalu. Namun, dalam perjalanannya dia menemui banyak tantangan. Termasuk mencari pemeran, aransemen musik, dan waktu latihan.

"Untuk menciptakan opera mesti menghadirkan pemain yang multitalenta. Akting dan mampu menyanyi dan menari. Untuk pemainnya saja yang terlibat ada 25 orang," terang dia.

Bambang menambahkan, meski pernah dipentaskan lima kali, yaitu dimulai sejak 2005, opera Sangkuriang masih mencari komposisi yang pas. Dalam opera kali ini durasi yang ditampilkan selama 55 menit.

"Dulu itu bisa sampai 2,5 jam. Paduan suaranya saja bisa mencapai 50 orang," jelas dia.

Untuk pementasan kali ini, Bambang juga dibantu penata musik Una Dairry Bayanullah. "Saya ketemu Una dan menurut saya dia mahir sekali mengaransemen pementasan opera," kata dia.

Opera pop Sang Kuriang dapat kembali disaksikan di Ambon, Maluku, pada 13 September 2017 dalam gelaran Festival Taman Budaya se-Indonesia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya