Liputan6.com, Jakarta Gejolak yang melanda wilayah Rakhine, Myanmar, menuai kecaman dari umat Islam di berbagai penjuru dunia. Bahkan pemerintah Kirgizstan terpaksa membatalkan duel internasional melawan Myanmar yang dijadwalkan berlangsung, Selasa (5/9/2017).
Kedua tim rencananya akan tampil pada babak kualifikasi Piala Asia 2019. Namun pertandingan yang sejatinya berlangsung di Dolen Omurzakov Stadium, Bishlek--ibu kota Kirgizstan--ini batal terlaksana karena alasan keamanan. Otoritas sepak bola setempat terpaksa mengambil keputusan itu karena khawatir laga bakal jadi sasaran aksi teror.
Baca Juga
Advertisement
"Duel ini telah dibatalkan sesuai keputusan Perdana Menteri Sapar Isakov karena berpotensi mendapat ancaman aksi teror," ujar jurubicara federasi sepak bola Kirgizstan. Menurut Pimpinan Federasi Sepak Bola Kirgizstan, Semetei Sultanov, duel akan digelar negara lain.
Warga Kirgizstan yang mayoritas beragama Islam ikut mengecam kekerasan terhadap etnis Rohingnya di Myanmar. Lewat media sosial, mereka kemudian menyerukan aksi damai saat pertandingan berlangsung sebagai bentuk protes terhadap pemerintah Myanmar.
Seperti dilansir mmtimes.com, sehari sebelum pembatalan diumumkan, Timnas Myanmar dikawal menuju bandara. Bahkan menurut media officer The White Angels, U Zaw Min Htike, mereka juga mendapat pengawalan ekstra ketat saat meninggalkan kota Bishlek.
"Saya sangat kecewa. Kami ingin bermain, kami sudah persiapan dan ingin membawa pulang tiga poin. Sayangnya, tapi tensi politik yang tinggi tidak mengizinkannya," kata pelatih Timnas Myanmar, Gerd Zeise menanggapi pembatalan pertandingan tersebut.
Ketegangan yang melanda wilayah Rakhine dalam beberapa pekan belakangan ini memang telah menarik perhatian umat Islam dari berbagai penjuru dunia. Tindak kekerasan terhadap etnis Rohingya bahkan memicu aksi protes di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Menurut laporan PBB, sebanyak 87 ribu etnis Rohingya yang mayoritas Islam telah tiba di Bangladesh sejak kericuhan pecah di Rakhine. Sekjen PBB, Antonio Gutteres, juga mengingatkan adanya krisis kemanusiaan yang terjadi di Myanmar bagian selatan dan meminta pasukan keamanan negara tersebut segera bertindak setelah 400 orang etnis Rohingya--sebagian besar umat Muslim-- dilaporkan tewas akibat selama ketegangan itu.
Saksikan Video pilihan di bawah ini:
Keamanan Timnas U-19 di Myanmar
Myanmar sendiri saat ini menjadi tuan rumah Piala AFF U-18. Turnamen ini diikuti 11 negara, termasuk Indonesia. Timnas Indonesia U-19 yang ditangani oleh Indra Sjafri berada di Grup B bersama tuan rumah Myanmar, Filipina, Vietnam, dan Brunei Darussalam.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha, mengatakan bahwa pihaknya telah berkirim surat kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia di Myanmar terkait keamanan Garuda Nusantara selama di Myanmar. Komunikasi sudah dijalin sebelum Piala AFF U-18 bergulir.
Tisha menambahkan, komunikasi dengan Kedubes dirasa sudah cukup menjamin keamanan skuat Indra Sjafri selama di Piala AFF U-18 2017. Wanita pertama yang menjadi Sekjen PSSI ini juga yakin pihak penyelenggara mampu menjaga keamanan timnas Indonesia U-19.
"Kami yakin penyelenggara bisa menyelenggarakan Piala AFF U-18 dengan baik. Jadi kami harap, timnas Indonesia U-19 bisa fokus," ujar Ratu Tisha.
Timnas Indonesia U-19 sejauh ini sudah mengemas satu kemenangan. Di laga perdana, Garuda Nusantara berhasil mengalahkan Myanmar dengan skor 2-1.
Advertisement