Liputan6.com, Singapura - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menjelaskan mengenai nasib dua WNI yang dilaporkan kabur dari penyanderaan milisi Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Warga Indonesia tersebut melarikan diri setelah 10 bulan disekap.
"Pada hari ini, tanggal 7 September, pagi hari sekitar pukul 6.30, telah bebas dua sandera warga negara
Indonesia bernama Pak Saparudin bin Poni dan Sawal bin Maryam," jelas Retno Marsudi, di Singapura, Kamis (9/7/2017).
Baca Juga
Advertisement
"Kedua sandera tersebut saat ini masih berada di markas Joint Task Force di Sulu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Ini adalah prosedur tetap yang selalu dijalani pada saat pembebasan sandera atau sandera bebas. Maka, hal utama yang harus dilakukan adalah pemeriksaan kesehatan," ujarnya.
Mantan Duta Besar RI untuk Belanda itu menambahkan, menurut rencana, kedua warga negara Indonesia itu akan dibawa ke markas AFP (Armed Forces of the Philippines) Westmincom (Western Mindanao Command) di Kota Zamboanga.
"KJRI Kota Davao akan bertemu dengan dua WNI tersebut di Zamboanga dan kemudian akan dipulangkan ke Indonesia," ujar sang menlu.
Menurut keterangan yang Retno peroleh, kedua WNI itu adalah anak buah kapal (ABK) kapal ikan Malaysia Maday Dua Kunak yang diculik oleh kelompok Abu Sayyaf pada 19 November 2016 di wilayah perairan Batu 70, Lahad Datu, Sabah Malaysia.
"Besok pagi akan ada update lagi dari kita mengenai keadaan dua WNI tersebut," katanya.
Berikut video penjelasan Menlu Retno terkait dua WNI yang berhasil kabur dari Abu Sayyaf:
Kabur dari Jerat Abu Sayyaf
Sebelumnya, dari keterangan pejabat militer Filipina, Brigadir Jenderal Cirilito Sobejana, Saparudin, dan Sawal ditemukan di sebuah kapal di Kota Indanan, di selatan Provinsi Sulu.
Sobejana tidak menyebut, apakah para WNI menderita cedera atau tidak. Namun, kedua orang itu telah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diperiksa kondisi kesehatannya.
Dilansir dari Associated Press, Kamis 7 September, tak diketahui bagaiamana kedua orang itu bisa kabur. Namun, Sobejana menyebut, sesaat sebelum mereka ditemukan militer Filipina terlibat baku tembak dengan milisi Abu Sayyaf di Talipao.
Hingga kini, Abu Sayyaf masih menyekap sekitar 17 warga asing yang terdiri dari seorang WN Belanda, lima WNI, dan tujuh warga Vietnam.
Advertisement