Liputan6.com, Jakarta - Harga bahan pangan di pasar tradisional terpantau mengalami penurunan. Namun, memang ada juga beberapa bahan pangan yang naik tetapi tidak terlalu besar.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, Jumat (8/9/2017), di Pasar Mampang, Jakarta Selatan, harga berbagai jenis cabai mengalami penurunan tipis. Cabai rawit merah dijual dengan harga Rp 30 ribu per kilogram (kg) dan cabai rawit hijau Rp 25 ribu per kg. Harga tersebut turun Rp 1.000 per kg jika dibandingkan awal pekan ini.
"Untuk cabai ini sudah lumayan lama tidak naik turun tinggi. Bagus ini, jadi kita juga tidak sepi, masyarakat juga bisa beli," ujar salah satu pedagang, Heryati (45).
Baca Juga
Advertisement
Sementara untuk cabai merah keriting, mengalami penurunan dari sebelumnya Rp 24 ribu per kg kini dijual dengan harga Rp 20 ribu per kg. Untuk cabai merah besar, pedagang tetap menjual dengan harga Rp 28 ribu per kg.
Sedikit ada kenaikan justru terjadi di komoditas bawang merah. Bawang merah di Pasar Mampang mengalami kenaikan Rp 2.000 per kg menjadi Rp 28 ribu per kg.
"Naik tapi kalau dibandingkan bulan kemarin, ini harganya masih di bawah, masih terjangkau," kata pedagang lainnya, rahayu (40).
Sementara untuk bawang putih harganya tidak berubah yaitu Rp 25 ribu per kg, kentang Rp 17 ribu per kg dan tomat Rp 12 ribu per kg.
Untuk jenis sembako, nampak untuk beras kualitas medium dijual dengan harga Rp 10 ribu per kg dan kualitas premium dijual dengan harga Rp 12 ribu per kg.
Sedangkan untuk minyak goreng curah, per hari ini dibanderol Rp 13 ribu per kg, gula pasir Rp 14 ribu per kg dan tepung terigu 8.000 per kg.
Daging sapi di Pasar Mampang masih bertengger di harga Rp 120 ribu per kg, turun Rp 2.000 dibanding dua minggu lalu. Penurunan juga terjadi di daging ayam, turun Rp 1.000 menjadi Rp 35 ribu per ekor.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ekspor bawang merah
Kementerian Pertanian mengungkapkan, harga bahan pangan cukup stabil di tahun ini karena pasokan sesuai dengan kebutuhan. Bahkan, ada beberapa daerah yang mengalami kelebihan pasokan sehingga bisa melakukan ekspor. Salah satunya adalah Nusa Tenggara Timur yang melakukan ekspor ke Timor Leste.
Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Infrastruktur, Ani Andayani, menerangkan Kementan kini sedang berupaya menggenjot produksi bawang merah di NTT guna kebutuhan ekspor ke Timor Leste, setelah sukses meningkatkan luas tambah tanam padi (LTT) dan luas tambah tanam jagung (LTJ) di periode Oktober 2016 smp Maret 2017 yang masih lanjut untuk menuju swasembadanya.
Adapun daerah di NTT yang menjadi lokasi penanaman bawang merah, yakni Kabupaten Malaka dan Belu. Di Malaka, telah dilakukan panen raya tepatnya di desa Fafoe.
Kemudian, bawang merah jenis tuk tuk di Desa Kabuna, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Kamis kemarin (7/9/2017) dilakukan panen perdana. Hasil panen tersebut atas pendampingan teknologi dan inovasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT dengan rerata produksi hasil ubinan mencapai 13.28 ton/ha.