Liputan6.com, Jakarta Pertimbangan yang matang dalam memutuskan berakhirnya suatu hubungan sering memakan waktu lama. Beragam pertimbangan yang mungkin subyektif membuat seseorang kadang ragu apakah kini saatnya meninggalkan pasangan.
Bila keadaan ini masih menghantui Anda, ikuti saja saran dari para terapis di bawah yang diambil dari laman Preventation, Jumat (8/9/2017). Karena 9 alasan di bawah ini adalah permasalah utama yang menandakan hubungan Anda tidak tertolong.
Advertisement
Saat konflik hanya berisi kritik dan hinaan
Dibanding minta dengan sopan, Anda malah mengomentari pasangan Anda dengan kritik yang berlebihan. Hal ini lebih menjurus pada penyerangan secara personal dibanding kebutuhan Anda untuk minta tolong pada pasangan Anda.
Perkataan atau gesture seperti mata yang membelalak atau meniru ekspresi pasangan Anda yang bersifat menghina juga tanda hubungan Anda buruk. Apalagi kalau sampai melontarkan kata-kata kotor dan makian.
Rasa percaya = Nol
Kepercayaan dalam hubungan adalah segalanya. Bila rasa percaya sudah kandas, atau upaya untuk mempercayai kembali sirna, maka hubungan juga kandas.
Tidak ada lagi sentuhan
Sentuhan seperti yang kita ketahui sangat penting dalam berhubungan. Namun dalam berpasangan, ukurannya ternyata bukan seberapa banyak kuantitas sentuhan yang diberikan, tapi seberapa sering sentuhan pasangan yang satu direspon oleh pasangan yang lain.
Kuantitas seks yang banyak namun kurang sentuhan juga bukan berarti baik. Banyak kasus terjadi, hubungan yang seksi malah diikuti dengan perilaku destruktif.
Drama dan campur tangan pihak luar
Terlalu banyak drama
Luapan emosi yang berlebihan, teriakan yang tidak ada habisnya tentu bukan komunikasi yang baik. Pasangan yang mau mulai berbicara dengan lebih sehat dan dewasa baru bisa keluar dari permasalahannya.
Tidak ada lagi emosi
Tangisan, teriakan amarah yang ditujukan pada pasangan sebagai ungkapan emosinya rupanya lebih baik daripada perasaan dingin satu sama lain. Luapan emosi rupanya menandakan bahwa pasangan tersebut telah melalui tahap menyakitkan dan siap untuk maju bersama kembali.
Saat pasangan terlihat seperti ingin segera meninggalkan sesi terapi, maka hubungan itu tidak berjalan. Apalagi bila pasangan sudah menutup diri untuk tidak berbicara dan mengutarakan apa yang mereka rasakan pada pasangan yang lain.
Pihak eksternal terlalu berpengaruh
Saat salah satu pasangan terlibat terlalu dalam dengan pihak luar, entah itu mantan kekasih, keluarga, atau anak dan tidak memiliki waktu utuk pasangan lainnya, maka hubungan itu bermasalah.
Advertisement
Tak ada lagi koneksi dan empati
Kehilangan minat satu sama lain
Anda tidak pernah lagi berbagi cerita mengenai hobi ataupun lelucon yang Anda sukai? Anda sering hanya duduk terdiam saat makan bersama? Mungkin Anda memang tidak sedang marah pada pasangan Anda, tapi tidak adanya percakapan di antara pasangan juga bisa berbahaya. Terhentinya hubungan Anda sebagai teman mengindikasikan hubungan Anda tidak tumbuh.
Tidak ada empati
Emosi yang meluap selalu menutup pintu pemahaman akan apa yang dirasakan pasangan. Padahal hal ini bisa menyebabkan pasangan merasa sendirian dan tidak dicintai.
Yang memperpuruk, banyak pasangan seringkali melontarkan kata-kata yang kasar hanya untuk membuat egonya terpenuhi karena merasa sukses membuatnya merasakan luka yang dialaminya.
Tidak ada motivasi untuk lebih baik
Terapis kerap kali meminta pasangan yang berkonsultasi untuk saling bertatapan dan mengatakan satu sama lain apakah mereka ingin melanjutkan hubungan tersebut. Saat keduanya menjawab di sesi tersebut, biasanya mereka bisa lebih mudah jujur karena terapis membantu pasangan untuk mengungkapkan apa yang sebenar-benarnya mereka rasakan tanpa harus menyakiti perasaan.
Bila di sesi ini jawaban Anda adalah tidak ingin melanjutkan hubungan, itulah saatnya berpisah.