Liputan6.com, Jakarta - Hari ini tepat seminggu kasus pembunuhan staf Balai Diklat BNN Indria Kameswari. Meski sudah tujuh hari berlalu setelah pembunuhan wanita cantik itu, dan pelaku yang tak lain adalah suaminya sendiri dijebloskan ke sel, kasusnya masih belum tuntas.
Polisi masih kesulitan mengungkap alasan sebenarnya Abdul Malik Aziz atau Akbar membunuh istrinya, pada Hari Raya Idul Adha 1 September lalu. Kendala lainnya, polisi belum menemukan senjata api yang digunakan pelaku untuk membunuh istrinya.
Advertisement
"Dia tidak kooperatif. Sampai sekarang tidak dikasih tahu di mana pistol itu dia simpan atau buang. Bisa saja pistol itu disembunyikan," kata Kapolres Bogor AKBP Andi M Dicky Pastika, saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Jumat (8/9/2017).
Meski belum ada keterangan resmi dari kepolisian bagaimana kronologi pembunuhan Indria Kameswari, keterangan beberapa saksi mengungkap sejumlah fakta baru tentang Indria Kameswari sebelum terbunuh. Berikut enam fakta yang berhasil dirangkum Liputan6.com:
1. Indria Tewas Saat Bersiap Salat Idul Adha
Staf BNN Indria Kameswari ditemukan tewas oleh tetangganya yang baru saja pulang dari salat Idul Adha.
Saat ditemukan di rumahnya, Perumahan River Valley, Desa Palasari, Cijeruk, Kabupaten Bogor, pukul 07.300 WIB, jasad Indria masih mengenakan pakaian lengkap dengan perhiasan dan tas, yang memperlihatkan wanita 38 tahun itu bersiap berangkat salat Idul Adha.
Eva, seorang tetangga korban, mengungkapkan, setelah Indria mengembuskan napas terakhirnya, dia membantu melepas cincin dan memindahkan tas korban.
"Saya cabutin cincinnya, saya pindahin tas-tas itu. Jadi ibunya itu (Indria) mau datang Idul Adha, malah begini," ujar Eva saat ditemui Liputan6.com, Selasa, 5 September 2017 di Perumahan River Valley Bogor.
2. Anak Berlari Memberi Tahu Tetangga
Pasangan Indria dan Akbar telah menikah selama enam tahun. Dari hasil pernikahan itu mereka dikaruniai anak perempuan berusia empat tahun.
Bocah perempuan inilah yang menjadi saksi kunci pembunuhan ibunya. Dia juga yang mengungkapkan pertama kali pembunuhan yang dilakukan ayah kandungnya itu.
"Ibu meninggal...! Ibu meninggal...!" ujar bocah itu berlari memberi tahu tetangga.
Mendengar teriakan itu, beberapa tetangga yang baru saja pulang dari salat Idul Adha langsung menuju rumah Indria dan menemukan tubuh wanita itu terjatuh di lantai.
Kepada Eva, bocah empat tahun itu mengatakan, ibunya meninggal karena bapaknya.
"Pas saya cari kain buat menutupi jenazah, saya tanya 'Ibu kenapa?' Dia bilang, 'Ibu meninggal gara-gara Abi. Ibu berantem sama Abi. Terus Abi tembak Ibu'," kata Eva menirukan ucapan anak korban.
3. Minum 4 Teguk Sebelum Meninggal
Kepala Keamanan Perumahan River Valley mengungkapkan, seorang tetangga korban sempat mendengar suara letupan mirip senjata api sebelum jasad Indria ditemukan.
Saat tetangga datang, 30 menit setelah suami korban, Akbar, pergi meninggalkan rumah dengan tergesa-gesa, mereka menemukan tubuh Indria terluka tapi masih bernyawa.
Perempuan cantik itu kemudian diberi minum, dan tak lama setelah itu dia mengembuskan napas terakhirnya.
"Masih dikasih minum empat teguk, ditelan. Habis itu sudah enggak ada," ungkap Eva, yang tinggal tak jauh dari rumah korban.
Semula tetangga berpikir Indria meninggal akibat sakit dan jatuh di kamar mandi. Namun, setelah seorang tetangga yang berprofesi sebagai bidan memeriksa dan menyobek sedikit bagian belakang bajunya, terlihat lubang kecil di punggung yang terus mengeluarkan darah.
"Enggak berhenti-berhenti darahnya. Disumpel kapas enggak bisa," ucap Eva.
Advertisement
4. Baru Pulang dari Tugas
Indria Kameswari meninggal setelah ditembak oleh suaminya, Akbar (39 tahun). Sebelum pembunuhan itu terjadi, pasangan suami istri itu terlibat cekcok.
Bahkan diketahui keduanya cekcok sejak bertemu pada malam sebelum kejadian. Pertengkaran itu pun berlanjut hingga pagi menjelang salat Idul Adha.
Padahal, keduanya baru saja bertemu. Tetangga korban, Eva, mengungkapkan, Indria baru pulang ke rumahnya pada malam takbiran.
"Malemnya baru pulang dari Yogya. Dinas atau apa gitu. Malem takbiran baru nyampe," ujar perempuan 48 tahun itu.
Sementara Akbar pulang lebih akhir. Ia diketahui tiba di rumahnya pukul 03.00 WIB dini hari.
Kebiasaan pasangan itu, setiap cekcok sang istri selalu memaki-maki dan menyebut suaminya dengan nama binatang. Bahkan, ia juga memukul sang suami.
"Pokoknya asal ketemu berantem. Taman Safari tuh keluar semua. Padahal, di Taman Safari enggak semua ada, kan?" ujar pembantu korban, seperti diungkapkan Eva kepada Liputan6.com. Maksudnya Taman Safari adalah makian dengan menggunakan nama-nama binatang.
5. Kontrak Rumah Setahun
Tetangga korban mengatakan, pasangan suami istri Akbar dan Indria kameswari tinggal di River Valley sejak setahun terakhir. Keduanya mengontrak rumah dengan sewa sekitar Rp 15 juta per tahun.
Kepada Eva, keluarga Indria mengatakan, pasutri itu pertama kali bertemu di media sosial. Keduanya kemudian menikah dan masing-masing membawa anak dari hasil pernikahan sebelumnya.
Indria yang berasal dari Ciamis disebutkan telah menikah empat kali, sementara pernikahan Akbar dengan Indria merupakan yang kedua.
Setiap hari, kata Eva, Indria berangkat kerja pukul 06.00 WIB.
"Saya juga kerja pulang sore. Dia (Indria) lebih sore. Jadi, kita ketemu weekend saja," ungkap Eva.
Ibu Akbar, Asiyah, menyebutkan, anaknya mengenyam pendidikan S1 jurusan komputer di Australia. Dia juga pernah berkarier di Amerika Serikat selama tiga tahun.
6. Mantan Mojang Ciamis
Indria Kameswari pernah mengenyam pendidikan di SMP Negeri 1 Ciamis, Jawa Barat. Sejak remaja ia dikenal cantik dan pintar.
Karena kecantikan dan kepintarannya, Indria pernah menjadi finalis Mojang-Jajaka Ciamis pada tahun akhir masa pendidikannya.
"Saat sekolah anaknya dikenal supel dan memang cantik," ujar Herdis Kelana, pengajar SMPN 1 Ciamis, Rabu, 6 September 2017.
Menurut Herdis, merebaknya berita pembunuhan salah satu siswi didikannya itu cukup menghebohkan civitas SMPN unggulan di Kabupaten Ciamis. Sebab, selama ini, jarang terdengar berita miring mengenai perempuan yang lulus SMP pada 1994 itu.
"Anaknya memang baik tidak ada yang aneh, makanya pas ramai diberitakan kami semua kaget," kata dia.
Ketua Komite SMPN 1 Ciamis, Sodikin, menambahkan, kendati mantan siswi didiknya itu meninggal dunia dengan cara tak wajar, pihak sekolah tetap mendoakan agar arwah almarhumah Indria Kameswari diterima di sisi Allah SWT.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement