Liputan6.com, Jakarta Posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada Agustus 2017 tercatat US$ 128,8 miliar atau lebih tinggi dibanding realisasi Rp 127,8 miliar pada Juli 2017. Posisi cadev ini mencetak rekor tertinggi dalam sejarah Indonesia.
Deputi Gubernur Senior Bank Sentral Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengungkapkan, cadangan devisa US$ 128,8 miliar cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor, serta pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Baca Juga
Advertisement
"Cadev US$ 128,8 miliar cukup untuk membiayai sekitar sembilan bulan impor, itu sudah tinggi, ya. Seharusnya kita senang," kata Mirza usai Rakor Paket Kebijakan Ekonomi di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (8/9/2017).
Mirza bilang, dengan nilai cadangan devisa yang besar, ketahanan ekonomi Indonesia semakin kuat. Cadev juga bisa digunakan untuk melakukan intervensi saat ada gejolak di pasar uang yang menekan kurs rupiah.
"Cadev kan untuk jaga-jaga, misalnya ada volatilitas di luar apakah karena faktor eksternal. Dengan cadev yang meningkat, baik untuk ketahanan ekonomi Indonesia," jelasnya.
Ia memperkirakan, Indonesia akan kebanjiran aliran dana masuk (capital inflow) bila pemerintah dan BI mampu menjaga inflasi tetap rendah dan komitmen melanjutkan deregulasi. Aliran dana masuk yang bertambah, tentu akan meningkatkan posisi cadangan devisa Indonesia.
"Kalau lihat di pasar modal, aliran dana masuk di pasar obligasi walaupun di pasar saham agak sedikit mereda. Tapi kalau ada perbaikan ekonomi yang lebih kuat di kuartal III dan IV, maka dana masuk akan mengalir lagi di pasar saham," terangnya.
Sayangnya, Mirza enggan memproyeksikan cadangan devisa sampai akhir tahun, mengingat tergantung pada faktor eksternal pada kuartal III dan IV.
"Tidak bisa diperkirakan begitu, kan tergantung bagaimana situasi di kuartal IV, eksternalnya tenang dengan adanya apakah penggantian Gubernur Bank Sentral AS, kenaikan suku bunga AS misalnya tidak jadi di November-Desember ini, itu capital inflow masih berlanjut," jelasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sebab Cadangan Devisa Naik
Posisi cadangan devisa Indonesia pada Agustus 2017 tercatat US$ 128,8 miliar, lebih tinggi US$ 1 miliar dibandingkan dengan posisi akhir Juli 2017 yang sebesar US$ 127,8 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman menjelaskan, peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa yang berasal dari penerimaan pajak dan devisa hasil ekspor migas bagian pemerintah serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas.
"Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa terutama untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo," tegas dia, Jumat (8/9/2017).
Posisi cadangan devisa pada akhir Agustus 2017 tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Bank Indonesia menilai, cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Advertisement