Liputan6.com, Jakarta Kasus aborsi masih dijumpai pada sebagian wanita. Namun dari sekian mirisnya kasus aborsi, kisah aborsi yang satu ini bisa dibilang dramatis karena sang bayi mampu bertahan hidup dan kemudian bertemu ibunya setelah ia beranjak dewasa.
Mengutip laman Boldsky, Sabtu (9/9/2017), Ibu dari Melissa Ohden, menggugurkan Melissa pada usia kehamilan trimester ketiga.
Advertisement
Ketika Melissa lahir, ia dimasukkan ke dalam ember berisi air garam di halaman belakang rumah sakit. Hal ini yang membuat janin selamat dari aborsi dan dibiarkan mati secara perlahan.
Namun takdir berkata lain. Melissa ditemukan oleh dua perawat. Saat itu juga, Melissa dibawa ke ruang gawat darurat.
Dokter berhasil menyelamatkan nyawa Melissa, meskipun dia memiliki masalah pernafasan dan hati. Dia bahkan mengalami kejang, beruntung Melissa adalah anak yang kuat.
Saksikan video menarik berikut:
Kisah Melissa bertemu ibunya
Begitu Melissa sembuh dan masih balita, dia diadopsi. Setelah ia tumbuh besar, orangtua angkatnya menceritakan kejadian sesungguhnya. Mereka mengakui bahwa Melisa bukan anak kandungnya. Hal ini membuat Melissa penasaran dengan masa lalunya.
Pada suatu hari, ketika dia tahu perlakuan tak pantas dari ibu kandungnya, dia merasa muak dengan apa yang telah dilakukan oleh ibu yang tega membuang anaknya sendiri.
Merasa stres dan depresi dengan kisah pilu masa lalunya, membuat Melissa terperosok ke hal-hal negatif seperti kecanduan seks dan narkoba.
Suatu saat Melissa menemukan info tentang keberadaan ibu kandungnya dan dia memutuskan untuk menghubunginya.
Setelah berbicara melalui telepon, mereka berdua tidak memiliki keberanian untuk bertemu satu sama lain. Sang ibu tidak kuat menemui Melissa karena mengingat rasa sakit yang dialaminya. Saat Melissa berusia 30 tahun, akhirnya mereka sepakat untuk bertemu.
Setelah sang ibu mengungkapkan alasan mengapa menggugurkan kandungannya, Melissa bulat untuk memaafkan ibunya. Kini Melissa telah menikah dan menjadi ibu dari 2 anak. Uniknya, ia melewati proses persalinan di rumah sakit yang sama, saat Melissa kecil nyaris dibiarkan meninggal.
Advertisement