Kenangan Dandim Bersama Wali Kota Pekalongan Saat di Warung Kopi

Semasa hidup, Wali Kota Pekalongan dikenal sebagai sosok yang selalu terbuka kepada siapa saja, terutama untuk kepentingan warga.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 08 Sep 2017, 20:20 WIB
Ribuan warga mengantarkan jenazah Wali Kota Pekalongan, Achmad Alf Arslan Djunaid, dari rumah duka menuju ke pemakaman. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Pekalongan - Jenazah Wali Kota Pekalongan, Achmad Alf Arslan Djunaid, telah diantar oleh ribuan warga dan berbagai kalangan ke peristirahatan terakhir. Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Tegal, Joni Marsius, yang hadir dalam pemakaman itu mengaku punya kesan tersendiri terhadap almarhum wali kota yang akrab disapa Alex itu.

Menurut Joni, almarhum semasa hidup dikenal sebagai sosok yang selalu terbuka kepada siapa saja, terutama bekerja sama untuk kepentingan rakyat.

"Dia pernah datang ke Kantor BI di Tegal, saya bilang, 'Harusnya saya yang ke kantor Pak Wali'," ucap Joni di sela prosesi pemakaman almarhum Alex, Jumat (8/9/2017).

Ia mengaku, belum lama ini sempat berkomunikasi dengan almarhum Alex. "Beliau minta bantuan benih udang Vaname. Katanya mau dikembangkan di Kota Pekalongan," ia menambahkan.

Kepala BI Perwakilan Tegal tersebut kemudian menyanggupi permintaan almarhum Alex. Hanya saja, ia tak bisa memberikan bantuan dalam jumlah yang banyak.

"Saat itu pak Alex bilang tidak apa-apa yang penting bisa bermanfaat bagi warga Kota Pekalongan," ia membeberkan.

Kedekatan almarhum Alex dengan masyarakat tidak hanya saat ia menjabat orang nomor satu di Kota Pekalongan. Namun, juga saat menjabat Wakil Wali Kota Pekalongan mendampingi Wali Kota Basyir Ahmad Syawie periode 2010-2015.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Obrolan di Warung Kopi

Ribuan warga mengantarkan jenazah Wali Kota Pekalongan, Achmad Alf Arslan Djunaid, dari rumah duka menuju ke pemakaman. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Seperti yang diungkapkan Komandan Kodim (Dandim) 0710/Pekalongan, Letkol Inf Heri Bambang Wahyudi. Ia menyatakan bahwa dirinya bersama sang wali kota kerap mengobrol dan berbagi ide terkait pembangunan Kota Pekalongan.

"Itu di luar jam dinas. Biasanya di warung sambil ngopi bareng santai," tutur Heri.

Setelah Alex wafat, ia bakal merindukan momen seperti itu. Sang dandim pun merasa kehilangan teman, saudara, sekaligus pemimpin daerah yang sering bekerja sama dengan dirinya.

"Selama ini, kami saling bersinergi untuk membangun Kota Pekalongan. Saya merasa kehilangan sosok beliau," kata dia.

Ia juga mengatakan, Pemkot Pekalongan selama dipimpin Alex kerap mendukung program dari Kodim 0710/ Pekalongan, semisal program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).

Alex menjabat sebagai Wali Kota Pekalongan sejak Februari 2016 setelah menang pilkada serentak pada Desember 2015 lalu. Alex maju melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bersama wakilnya, Saelany Mahfudz.

Sang wali kota meninggal dunia pada Kamis, 7 September 2017. Wali Kota Pekalongan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu wafat di usia 47 tahun. Dia sendiri baru menjabat sebagai wali kota sekitar 1,5 tahun.

Dia mulai menjabat pada Februari 2016 setelah menang pilkada pada Desember 2015, berpasangan dengan Saelany Mahfudz.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya