Liputan6.com, Jakarta - PT Timah Tbk (TINS) menawarkan obligasi berkelanjutan I dengan target dana Rp 2,1 triliun. Pada tahap pertama, perseroan akan menawarkan obligasi Rp 1,2 triliun. Penawaran awal obligasi PT Timah Tbk ini mendapatkan respons positif pelaku pasar.
Perseroan menerbitkan dan menawarkan obligasi berkelanjutan I tahap I Tahun 2017 sebanyak-banyaknya Rp 1,2 triliun.
Perseroan juga menawarkan sukuk ijarah berkelanjutan I dengan sisa imbalan ijarah yang dihimpun sebesar Rp 700 miliar. Pada tahap pertama, perseroan akan menerbitkan dan menawarkan sukuk ijarah senilai Rp 300 miliar.
Obligasi yang ditawarkan terdiri dari dua seri antara lain seri A bertenor tiga tahun dan seri B bertenor lima tahun. Demikian juga dengan sukuk ijarah yang terdiri dari seri A dan B masing-masing bertenor 3 tahun dan 5 tahun.
Baca Juga
Advertisement
Dana hasil penawaran obligasi digunakan untuk belanja modal sekitar 70 persen, 30 persen untuk rekondisi peralatan produksi, 40 persen untuk meningkatkan kapasitas produksi dan 30 persen untuk lunasi sebagian utang.
Perseroan menunjuk penjamin emisi obligasi dan sukuk ijarah antara lain PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas. Sedangkan yang bertindak sebagai wali amanat PT Bank Negara Indonesia Tbk.
Direktur Keuangan PT Timah Tbk Emil Ermindra menuturkan, total obligasi yang terbentuk dalam masa penawaran awal sebesar Rp 8,12 triliun dari rencana emisi Rp 1,2 triliun. Sedangkan sukuk total mencapai minat dari investor senilai Rp 2,23 triliun dari rencana emisi Rp 300 miliar.
Emil mengatakan, ada sejumlah faktor mendorong minat investor terhadap penawaran obligasi PT Timah Tbk. Pertama, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia untuk deposito menyebabkan obligasi timah menawarkan kupon menarik.
"Perseroan tawarkan kupon bunga obligasi 8,5 persen-9 persen untuk tiga tahun dan 8,75 persen-9,25 persen untuk lima tahun menjadi sangat menarik," ujar Emil saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (8/9/2017).
Faktor kedua, ia menambahkan, perseroan sudah perusahaan publik sejak 1995 namun sudah lama tidak himpun dana dari pasar modal.
"Ini untuk yang pertama masuk pasar modal lagi sehingga sudah dinantikan investor," tambah Emil.
Selain itu, ketiga, obligasi PT Timah Tbk sangat menarik dilihat dari rating dan kinerja keuangan. "Rating idA+ yang didukung dengan tim manajemen yang kuat telah menyusun strategi perusahana yang fokus pada peningkatan kapabilitas dan produktivitas operasi dan produksi tambang telah menunjukkan kinerja kesehatan keuangan sangat baik," jelas dia.
Menurut Emil, hal itu terlihat dari laba meningkat dari Rp 101 miliar pada 2015 menjadi Rp 252 miliar pada 2016. Semester I 2017, perseroan catatkan laba tahun berjalan Rp 152 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jadwal Penawaran Obligasi
Emil menambahkan, sejak pergantian tim manajemen pada April 2016 juga mendorong kepercayaan publik meningkat. Ditambah perseroan juga mampu perbaiki kondisi keuangan pada 2016. Hal itu di tengah masalah tambang ilegal sedang marak dan sangat ganggu aktivitas operasional bisnis dan keuangan.
Sebelumnya obligasi perseroan mendapatkan rating A+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Adapun perkiraan jadwal penawaran obligasi PT Timah Tbk antara lain masa penawaran awal 24 Agustus-6 September 2017, pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 18 September 2017, masa penawaran umum pada 20,22 dan 25 September.
Kemudian masa penjatahan pada 26 September 2017, distribusi obligasi secara elektronik pada 29 September 2017, dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2 Oktober 2017.
Advertisement