Badai Irma Menuju Florida, Harga Minyak Turun 3 Persen

Terjangan Badai Irma di Karibia mengakibatkan banjir dan hembusan angin kencang yang merusak bangunan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 09 Sep 2017, 06:24 WIB
Sebuah rak yang biasanya terisi air mineral terlihat kosong di sebuah toko Piggly Wiggly di Panama City, Florida, Selasa (5/9). Florida mengumumkan keadaan darurat di negara bagian jelang diterjang badai Irma. (Patti Blake/News Herald via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun pada perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta). Penurunan harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) bahkan mencapai lebih dari 3 persen. Tekanan terhadap harga minyak ini karena kekhawatiran penurunan permintaan di Florida karena hantaman Badai Irma.

Mengutip Reuters, Sabtu (9/9/2017), harga minyak mentah AS turun US$ 1,53 atau 3,12 persen ke level US$ 47,56 per barel pada perdagangan Jumat siang. Sedangkan harga minyak mentah Brent turun 67 sen atau 1,2 persen menjadi US$ 53,82 per barel setelah mencapai level tertinggi sejak April di US$ 54,80 per barel.

Irma yang merupakan badai terbesar kedua yang mendekati AS dalam dua pekan ini. Sebelumnya Harvey juga telah memporak-porandakan sebagian dari negara tersebut. Badai Harvey membuat 25 persen kilang di AS tutup operasi dan penurunan produksi minyak AS mencapai 8 persen.

Butuh berminggu-minggu waktu yang diperlukan untuk bisa kembali ke tahap normal usai dihantam oleh Badai Harvey.Bahkan sampai saat ini terdapat beberapa kilang yang belum beroperasi akibat Badai Harvey.

Saat ini, Badai Irma tengah menuju Florida. Sebelumnya badai ini telah melewati kepulauan di Karibia. "Badai dapat memiliki dampak yang cukup lama pada permintaan minyak dari kilang oleh industri," jelas kepala riset komoditas Commerzbank, Frankfurt Jerman, Eugen Weinberg.

Produksi minyak AS turun 8 persen karena Badai Harvey dari 9,5 juta barel per hari menjadi 8,8 juta barel per hari. Sedangkan untuk Irma ini diperkirakan akan lebih besar lagi karena menyerang atau melewati pusat-pusat jantung AS.

Terjangan Badai Irma di Karibia mengakibatkan banjir dan hembusan angin kencang yang merusak bangunan. Badai paling dahsyat dalam satu dekade, dengan kecepatan angin 295km / h (185mph).

Badai Irma pertama kali menerjang Antigua dan Barbuda, sebelum pindah ke St. Martin dan Saint Barthelemy -- tujuan liburan di Prancis yang populer dengan sebutan St Barts.

Kerusakan yang signifikan juga dilaporkan terjadi di bagian milik Belanda di St Martin, yang dikenal dengan Sint-Maarten.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sebelumnya melambung

Pada perdagangan Kamis, harga minyak acuan dunia naik sementara harga minyak acuan Amerika Serikat turun. Harga minyak acuan Amerika Serikat ditutup melemah setelah pemerintah melaporkan ada kenaikan persediaan minyak domestik dalam 10 pekan. sementara badai Harvey menyebabkan kilang di Texas tutup, berimbas pada turunnya permintaan.

Minyak acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate turun 7 sen atau 0,1 untuk menetap di level US$ 49,09 per barel di bursa New York Mercantile Exchange, setelah sebelumnya di hari Rabu menyentuh lebvel tertinggi sejak 9 Agustus. Secara mingguan harga West Texas tetap lebih mahal 3,8 persen.

Harga minyak acuan dunia, Brent naik 29 sen atau 0,5 persen ke level US$ 54,49 per barel pada bursa ICE Futures, menutup perdagangan di level tertingginya sejak 18 April 2018.

Pada Kamis, Departemen Energi dan Informasi Amerika Serikat mengatakan, pasokan minyak mentah domestik AS naik 4,6 juta barel selama sepekan hingga 1 September. Kenaikan itu menyusul penurunan 9 pekan berturut-turut.

Prakiraan untuk data persediaan sedikit berbeda. Analis yang disurvei oleh S & P Global Platts memperkirakan kenaikan 2,7 juta barel untuk harga minyak mentah, namun sebuah survei dari The Wall Street Journal menunjukkan ekspektasi kenaikan 5 juta barel.

The American Petroleum Institute melaporkan pada hari Rabu bahwa pasokan minyak mentah A.S. naik 2,8 juta barel pekan lalu.

Output kilang minyak mentah turun 3,3 juta barel per hari pekan lalu, menjadi rata-rata 14,5 juta barel per hari, sementara kilang beroperasi hanya 79,7 persen dari kapasitas, kata EIA.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya