Agar Vokasi Nyambung Dunia Kerja, Industri Harus Terlibat

Menurut Mentri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri, keterlibatan dunia industri akan menjaga relevansi antara kurikulum vokasi.

oleh hidya anindyati diperbarui 09 Sep 2017, 10:15 WIB
Menurut Mentri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri, keterlibatan dunia industri akan menjaga relevansi antara kurikulum vokasi dengan dunia industri

Liputan6.com, Kudus Guna mempercepat peningkatan kompetensi tenaga kerja, pemerintah terus mendorong dunia industri membantu pendidikan maupun pelatihan vokasi di sekolah kejuruan dan Balai Latihan Kerja. Menurut Mentri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri, keterlibatan dunia industri akan menjaga relevansi antara kurikulum vokasi dengan dunia industri.

“Jadi kompetensi peserta vokasi, langsung nyambung dengan kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan industri,” kata Menaker Hanif, Jumat petang, 8 September 2017, saat mengunjungi beberapa Sekolah Menengah Kejuruan di kudus yang mendapat pembinaan dari Djarum Foundation.

Jika dunia industri sebagai pihak yang membutuhkan lulusan pelatihan atau pendidikan vokasi, ikut menentukan kurikulum, mengirim instruktur dan sarana prasarana, sudah dipstikan nyambung dengan pasar kerja.

“Inilah hal positif jika industri dan swasta terlibat. Pemerintah terus mendorong keterlibatan mereka,” tandasnya.

Jika kerjasama pemerintah dengan industri dalam hal pelatihan dan pendidikan vokasi jalan, tak ada cerita lulusan SMK menganggur, seperti yang dialami sebagian alumninya selama ini.

Pemerintah tengah menggenjot peningkatan SDM pekerja melalui vokasi. Pendidikan vokasi ditangani Kemendikbud, sedangkan Kemnaker menangani pelatihan vokasi melalui Balai Latihan Kerja (BLK). Praktik baik yang telah ditunjukkan oleh SMK binaan Djarum Foundation, akan diadopsi pada BLK yang dikelola Kemnaker.

Menteri Hanif mengunjungi empat SMK dari 15 SMK binaan Djarum Foundation di Kudus, yakni SMK Wisudha Karya, SMKN 1, SMK NU Banat dan Raden Umar Said. Semuanya menggunakan kurikulum, menghadirkan instruktur serta peralatan canggih sesuai dengan kebutuhan industri.

SMK Wisudha Karya unggul pada jurusan Teknik Kelautan, Studi Kelautan dan Teknik Mesin. Di SMK ini misalnya, dilengkapi alat simulator navigasi kapal kelas dunia. SMKN 1 Kudus memiliki program unggulan Seni Kuliner.

SMK NU Banat memiliki reputasi internasional di bidang Fashion Design. Siswinya dilatih tak hanya menjahit, tapi merancang disain, mengikuti pagelaran, serta menjualnya dengan kualitas premium.

SMK Raden Umar Said vokus pada kejuruan Disain Grafis, Animasi, Komunikasi Visual dan Rekayasa Perangkat Lunak. Karya visual siswa SMK ini sudah tembus pasar internasional.

Direktur Djarum Foundation, Primadi mengatakan, penyusunan kurikulum, tenaga instruktur serta peralatan di SMK binaan, seluruhnya mengacu pada perkembangan dan kebutuhan dunia industri. “Seluruh SMK tersebut sudah menghasilkan karya sesuai permintaan pasar, yang hasilnya mampu membantu pengembangan sekolahan dan siswa itu sendiri. Karena sekolah unggulan membutuhkan pembiayaan besar,” ujarnya.



(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya