ISIS dan Al Qaeda Rayakan Derita Warga AS Hadapi Badai Irma

Para fans kelompok teror itu berbagi pesan merayakan bencana alam yang menewaskan 18 orang di Karibia.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 09 Sep 2017, 18:00 WIB
Sebuah mobil hancur tertimpa puing bangunan usai dilanda badai Harvey di Rockport, Texas (26/8). Akibat badai tersebut, Wali Kota Rockport Charles Wax mengungkapkan bahwa satu orang ditemukan meninggal. (Courtney Sacco/Corpus Christi Caller-Times via AP)

Liputan6.com, Florida - Badai Irma tak menunjukkan tanda-tanda akan melemah. Badai itu tetap pada Kategori 5 yang dianggap mengancam siapa saja yang ia lewati.

Setelah memporakporandakan Karibia dan kepulauan sekitarnya, Badai Irma menuju Kuba. Pada akhir pekan, diperkirakan akan menghantam Florida dan negara-negara bagian di kawasan Tenggara.

Masyarakat Florida dan sekitarnya panik. Gubernur Rick Scott memerintahkan evakuasi warga yang akan terdampak oleh Badai Irma.

Di tengah kepanikan sebagian besar warga Florida AS, rupanya ada yang bersorak gembira. Mereka tak lain tak bukan adalah ISIS dan Al Qaeda.

Kegembiraan dua kelompok teroris itu dirayakan oleh para pengikutnya.

Dikutip dari Newsweek pada Sabtu (9/9/2017), para fans kelompok teror itu berbagi pesan merayakan bencana alam yang menewaskan 18 orang di Karibia.

Situs pemantau teror, Jihadoscope memberi screenshoot dari aplikasi Telegram, sejumlah fanboy memuja kerusakan yang disebabkan oleh Badai Harvey dan rencana Irma sambangi Flordia.

Seorang pengguna memasang sebuah montase gambar Florida dan Texas dengan pesan sarkastik: "Berdoa untuk Florida" dan "Berdoa untuk Texas."

Seorang pengikut lainnya yang menulis dalam bahasa Arab, mengatakan, "Badai bersejarah akan menimpa Florida, terutama kota Miami dan akan meninggalkan tragedi internasional di tanah Amerika."

"Angin yang mengaum pada hari-hari di mana ular telah dikirim," lanjutnya sambil menambahkan ikon badai.

Pengguna lain, bernama namanya Abu Jandal, mengatakan bahwa bencana alam merupakan balasan atas kebijakan AS.

"Karena ancaman badai jutaan orang dari Florida terlantar dari rumah mereka. Ini adalah hadiah atas kejahatan Anda terhadap umat Islam. Jangan lupakan," tulisnya.

Dia melanjutkan bahwa badai adalah "balas dendam" orang-orang Mosul dan Al Raqqa," mengacu pada kota-kota Irak dan Suriah, yang dikepung oleh pasukan darat yang didukung AS

Para pengikut ini memiliki keyakinan ultra-konservatif dan secara teratur merayakan insiden apapun yang terjadi di Barat karena kebencian mereka terhadap non-Muslim, kapitalisme dan aksi militer Barat di Timur Tengah.

Warga Florida mengantre untuk membayar belanjaan mereka di BJ Wholesale, Miami, Selasa (5/9). Pasca Florida mengumumkan keadaan darurat menjelang badai Irma, warga menyerbu toko k memenuhi stok barang kebutuhan mereka. (Roberto Koltun/Miami Herald via AP)

Dan bukan hanya pendukung ISIS yang merayakan bencana alam. Mereka yang mendukung Al Qaeda, saingan ISIS, juga begitu.

Dalam satu posting, seorang ulama pro-Al Qaeda, warga Saudi Dr Abdullah al-Mohaisany, menulis bahwa bencana tersebut "wajar karena mereka [orang Amerika] menindas, mereka meningkatkan korupsi mereka dan memang, Tuhanmu sedang mengamatimu."

Awal pekan ini, pendukung ISIS meminta militan mereka di AS untuk menargetkan pusat bantuan bagi orang-orang yang kehilangan tempat akibat Badai Harvey, yang menewaskan sedikitnya 70 orang.

"Kepada semua militan Amerika Serikat, masuklah ke Houston dan mampir ke salah satu pusat bantuan yang menampung orang-orang yang kehilangan tempat tinggal dari Houston banjir, pastikan untuk membawa banyak persediaan atau gadget atau mainan untuk melihat apakah Anda dapat membantu menyingkirkan kuff," kata pesan tersebut.

Kuff yang dimaksud merujuk pada kata kafir. Pesan itu berakhir dengan emoji ledakan, pisau, bom, senjata dan simbol medis seperti pil dan suntikan. 

Pesan itu datang dari channel di aplikasi telegram dengan akun 'Lone Mujahid'. FBI tidak merespons pertanyaan Newsweek sehubungan dengan ancaman itu. 


ISIS dan Ancaman di AS

Ini bukan kali pertama ISIS mengancam warga AS di tengah-tengah hiruk pikuk yang terjadi di Negeri Paman Sam. Pada Desember tahun lalu, kelompok itu meminta para pengikutinya untuk menyerang saat pelantikan Donald Trump jadi presiden AS.

ISIS menyebut operasi 'Bloody Friday' atau 'Jumat Berdarah'. Demikian laporan Express.co.uk pada Desember 2016 lalu. 

Tak hanya itu itu, kelompok teroris itu dilaporkan merekrut lebih banyak lagi pengikut yang fasih berbahasa Inggris dalam beberapa bulan terakhir. Hal itu agar memudahkan mereka saling berkomunikasi saat menjalankan operasi.

Bocornya rencana itu telah dikonfirmasi oleh pihak intelijen AS. Salah satu yang mengakui kebenaran operasi itu adalah, Michael S. Smith, direktur institusi keamanan, Kronos Advisory.

"Tanggal di mana operasi Black Friday berlangsung adalah 20 Januari 2017," kata Smith.

Menurut Smith IsIS telah memproduksi lebih banyak rekaman propaganda dengan teks Inggris yang berisi target-target penyerangan di AS.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya