Jokowi Berkisah Sulitnya Telusuri Pelosok Indonesia

Jokowi mengatakan, penundaan pembangunan infrastruktur akan mengakibatkan mahalnya anggaran yang diperlukan untuk membangun infrastruktur.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 10 Sep 2017, 23:03 WIB
Jokowi ketika berpidato dalam acara temu kangen masyarakat Indonesia di Singapura. Minggu (10/9/2017). (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - a Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyadari betapa sulitnya menjangkau sebuah daerah di Indonesia, karena begitu luas wilayahnya. Karena itu, pembangunan infrastruktur harus dipercepat.

"Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote. Saya saja yang Presiden saja merasakan susahnya menjangkau sebuah daerah, apalagi masyarakat. Saya bisa membayangkan," ujar Jokowi saat meresmikan Tol Jombang-Mojokerto, di Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (10/9/2017).

Jokowi mengatakan, penundaan pembangunan infrastruktur akan mengakibatkan mahalnya anggaran yang diperlukan untuk membangun infrastruktur tersebut.

Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta, kata Jokowi, adalah contoh tingginya biaya pembangunan yang diperlukan karena tertundanya proyek tersebut.

Seandainya pembangunan MRT dimulai 26 tahun lalu, lanjut Jokowi, harga tanah masih berada di kisaran Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per meternya. Sedangkan saat ini pembebasan tanah di Jakarta berada di kisaran Rp 80 juta hingga Rp 200 juta per meter.

"Coba dibayangkan, itu biaya per meter, betapa mahalnya jika ditunda-tunda terus yang namanya pembangunan infrastruktur," ujar Presiden.

Apalagi, menurut Jokowi, infrastruktur menjadi salah satu kunci sebuah negara untuk memenangkan persaingan. Ketersediaan infrastruktur diyakini akan menurunkan biaya logistik suatu negara dan memudahkan persaingan dengan negara lain.

Sebagai gambaran, Jokowi mencontohkan lagi biaya logistik untuk mengangkut barang dari satu tempat ke tempat lain, atau dari satu provinsi ke peovinsi lain di Indonesia. Biaya logistik 2,5 kali lebih mahal dibanding Singapura dan Malaysia.

"Jika biaya itu mahal, artinya yang menjadi beban masyarakat itu mahal, larinya ke sana. Oleh sebab itu, konektivitas seperti ini sangat diperlukan sekali," ucap Kepala Negara.

Menyadari hal tersebut, Presiden menyatakan tidak akan menunda lagi pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Karena itu, saat diberitahu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bahwa ruas tol Kertosono-Mojokerto seksi II-seksi III telah siap diresmikan, Presiden langsung menyambut baik kabar tersebut.

"Alhamdulillah, minggu-minggu (hari Minggu) saya datang saja, agar bisa cepat dipakai masyarakat. Setelah ini akan ada tiga lagi. Mungkin sebulan, dua bulan ini, buka jadi, buka jadi, jangan diundur-undur," tegas Jokowi.

Saksikan video menarik berikut ini:

 


Molor Sejak 1996

Sebelumnya, Bupati Mojokerto menyatakan bahwa pembangunan tol Jombang-Mojokerto seharusnya sudah selesai sejak 1996.

"Pak ini dari 1996, mundar-mundur, tidak rampung-rampung. Jika sudah seperti ini, mobil-mobil pindah ke sini, truk kontainer bisa pindah, jalannya sudah bisa digunakan masyarakat. Tidak ada kemacetan, terutama di jalan-jalan lingkar luar kota," ucap Presiden menyampaikan apa yang diucapkan Bupati Mojokerto kepada dirinya.

Tol Jombang-Mojokerto yang diresmikan Presiden Jokowi sejauh 24,9 km tersebut meliputi, Jombang-Mojokerto Barat Seksi 2 sepanjang 19,9 km dan Mojokerto Barat-Mojokerto Seksi 3 sepanjang 5,0 km.

Sedangkan, total ruas tol Jombang-Mojokerto adalah 40,5 km. Seksi 1 antara Bandar-Jombang telah diresmikan pada 2014 dan Seksi 4 diharapkan selesai pada Oktober 2017.

Presiden pun berpesan agar manfaat jalan tol Kertosono-Mojokerto itu dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

"Saya ingatkan ke Pemda dan pengguna jalan tol agar ikut memastikan jalan tol Kertosono-Mojokerto dapat dirasakan manfaatnya oleh rakyat secara langsung," tutur Jokowi.

Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam acara tersebut di antaranya Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya