Liputan6.com, Brasilia - Miliarder Brasil menyerahkan diri ke polisi di Kota Sao Paulo. Pria bernama Joesley Batista tersebut diduga tersangkut kasus korupsi yang menyeret Presiden Michel Temer.
Oleh seorang hakim di Mahkamah Agung, Batista dituding menyembunyikan bukti yang seharusnya ditunjukkan sebagai kesepakatan tawar-menawar. Temer sendiri membantah berbagai tuduhan yang diarahkan kepadanya. Ia balik menuduh bahwa saksi tidak dapat dipercaya.
Batista merupakan bos perusahaan pengepakan daging terbesar di dunia, JBS.
Sang taipan dan Temer diketahui menjalin percakapan rahasia pada bulan Mei lalu. Orang nomor satu di Brasil tersebut diduga kuat menerima suap.
Baca Juga
Advertisement
Batista pun mempuat kesepakatan dengan pihak kejaksaan bahwa ia bersedia mengungkapkan semua yang ia ketahui terkait skema korupsi dengan imbalan mendapat hukuman yang lebih ringan dari jaksa penuntut. Demikian seperti dikutip dari BBC pada Senin (11/9/2017).
Adapun para eksekutif JBS dilaporkan terlibat dalam Operasi Car Wash, sebuah penyelidikan besar terhadap kasus korupsi di perusahaan minyak raksasa Petrobras.
Pengakuan Batista
Berdasarkan pengakuannya, Batista dan saudaranya, Wesley, mengaku telah menyuap nyaris 1.900 politikus dalam beberapa tahun terakhir.
Atas pernyataannya tersebut, kantor Presiden Temer menyebut sosok Batista sebagai "penjahat terkenal". Tidak hanya itu, kepolisian juga turut dikritik karena "membiarkannya lolos dari tuntutan hukum".
Batista diberikan waktu hingga pekan lalu untuk menunjukkan seluruh bukti.
Ketika pengacaranya mengumpulkan materi, mereka membuat kesalahan dengan secara tidak sengaja mengirim rekaman yang justru memberatkan Batista.
Dalam rekaman berdurasi empat jam tersebut, Batista mengakui bahwa mantan direktur salah satu perusahaannya, Ricardo Saud, menyembunyikan informasi penting dari jaksa penuntut.
Rekaman itu pun bocor ke media hingga mendorong Jaksa Agung Rodrigo Janot untuk meminta penangkapan Batista dan Saud.
Hakim Agung Edson Fachin diketahui memerintahkan penangkapan mereka pada hari Jumat lalu. Namun, pada akhirnya, keduanya menyerahkan diri di Sao Paulo dan mereka akan dipindahkan ke penjara di Brasilia pada hari Senin waktu setempat.
Presiden Temer sendiri telah menghadapi upaya pemakzulan. Namun, mayoritas anggota parlemen di majelis rendah memberikan suara yang menentang penangguhannya, meski demikian mengizinkan ia diadili oleh Mahkamah Agung atas kasus korupsi.