Liputan6.com, Bogota - Paus Fransiskus mengalami cedera akibat kecelakaan yang menimpa mobil khusus pemimpin Takhta Suci Vatikan atau popemobile. Insiden tersebut terjadi dalam lawatannya di Kolombia.
Kecelakaan ringan itu berlangsung ketika rombongan Paus melewati jalan berbatu. Karena guncangan yang cukup kencang, Paus kehilangan keseimbangan. Kepalanya pun terbentur bagian mobilnya.
Akibatnya, Paus menderita memar di tulang pipinya. Alisnya juga terluka. Darah dari luka tersebut menodai jubah putihnya.
Otoritas Vatikan menyebut Paus telah menerima perawatan menggunakan es untuk mengobati luka dan memarnya. Kondisinya dipastikan baik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Baca Juga
Advertisement
Bahkan, kala menemui umat Katolik Kolombia dengan kondisi mata menggunakan plester, sembari melepaskan senyum ia melemparkan sebuah candaan yang mengundang tawa.
"Saya dipukul, tapi saya baik-baik saja," ucap Paus, seperti dikutip dari The Guardian, Senin (11/9/2017).
Kepada rakyat Kolombia, pria Argentina itu berpesan untuk menjaga perdamaian. Kolombia, selama berpuluh-puluh tahun diterjang krisis keamanan akibat pemberontakan dari kelompok FARC.
"Jika Kolombia mau stabil dan selamanya damai, harus segera ambil langkah dan tindakan nyata yang sesuai dengan kebaikan bersama, kesamaan, keadilan, dan penghormatan terhadap sifat dan tuntutan manusia," sebut dia.
"Hanya dengan melepaskan kekerasan, kita bisa mengurai benang-benang perselisihan yang rumit ini," ucap dia.
Damaikan Kolombia
Kunjungan Paus ke Negara Amerika Selatan itu, khusus ditujukan untuk mencegah meletusnya kekerasan setelah pemerintah memutuskan berdamai dengan FARC.
Potensi meletusnya kekerasan sangat mungkin terjadi. Pasalnya, ada beberapa kelompok masyarakat yang ingin membalas perilaku FARC saat masih bergerilya.
Selama 50 tahun, Kolombia dihantui oleh perang saudara. Ratusan ribu jiwa pun melayang.
Lawatan Paus ke Kolombia merupakan sejarah penting bagi negara itu. Sebab, sebelum kunjungan Presiden Juan Manuel Santos telah menyepakati penandatangan gencatan senjata dengan FARC.
Santos menyebut, perjanjian akan berlaku sampai Januari 2018. Namun, bisa diperpanjang, setelah mereka pemerintah dan FARC kembali menemukan waktu untuk bernegosiasi.
Di samping perdamaian, di Kolombia Paus turut menyinggung masalah perbudakan modern dan perdagangan manusia serta hak dari imigran.
"Di Kolombia dan dunia, setengah juta orang masih dijual sebagai budak. Korban kejahatan itu, memohon dilaksanakannya prinsip kemanusiaan, atau merasakan kelembutan. Dalam kenyataannya, mereka mencoba kabur lewat darat atau laut karena mereka sudah kehilangan segalanya, terutama martabat dan hak mereka," tegas dia.
Advertisement