Gagal Podium, Lorenzo Jatuh Gara-Gara Sistem Elektronik?

Jorge Lorenzo terjatuh di lap ketujuh di MotoGP San Marino, dan dikarenakan adanya masalah pemetaan elektronik di motornya.

oleh Arief Aszhari diperbarui 11 Sep 2017, 14:41 WIB
Momen saat pembalap Ducati, Jorge Lorenzo gagal finis pada MotoGP San Marino 2017 di Sirkuit Misano, Minggu (10/9/2017). (Marco BERTORELLO / AFP)

Liputan6.com, Misano - Pembalap Ducati Corse, Jorge Lorenzo, kembali mengalami nasib sial di MotoGP San Marino, Minggu (10/9/2017). Sempat memimpin di lap awal balapan di Misano, pembalap bernomor 99 ini akhirnya harus terjungkal di tikungan enam di lap tujuh.

Menjelaskan kecelakaan tersebut, pembalap asal Spanyol ini mengungkapkan jika ia terlalu fokus untuk mencari pemetaan elektronik terbaik yang bisa digunakan. Akibatnya, Lorenzo tidak fokus saat balapan dan ketika perubahan arah yang lebih cepat dari biasanya, itu sudah cukup mengganggu motornya dan membuat ia terpental dari motor Desmosedici GP17.

"Sistem pada Ducati lebih kompleks (dibanding Yamaha), namun ini tidak alami. Karena saya biasanya tidak menggantinya (pemetaan elektronik) terlalu banyak pada akhir pekan," jelas Lorenzo seperti dikutip Motorsport, Senin (11/9/2017).

"Saya belum sepenuhnya beradaptasi, dan saya berpikir terlalu banyak terkait semua kemungkinan. Saya kehilangan konsentrasi saat balapan, tapi bukan berarti saya tidak bisa balapan," jelas JL99.

Lanjut Lorenzo, saat balapan ia memang membuat perubahan arah yang sedikit lebih cepat, dan tidak menggunakan rem belakang, dan hal tersebut yang membuat ia terpental dari motor.

"Saya tidak berharap perubahan arah ini berarti kehilangan (grip) belakang secara agresif. Tapi ini terjadi, dan ini sangat disayangkan. Tapi saat Anda membalap saat hujan, ini bisa terjadi,' tegasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pebalap Ducati, Jorge Lorenzo, menatap percaya diri MotoGP Austin akan menjadi awal kesuksesannya musim ini. (AFP/Mohd Rasfan)

Sasis Seperti Yamaha

Sebelumnya, juara dunia lima kali MotoGP ini juga pernah meminta Ducati untuk mengadopsi filosofi Yamaha terkait pengembangan motornya, terutama pada perbaikan sasis.

"Yamaha dan Ducati adalah dua pabrikan yang berbeda, dengan dua filosofi berbeda. Yamaha selalu terobsesi dengan sasis, dan itu memudahkan para pembalapnya," jelas Lorenzo.

Meskipun begitu, Lorenzo menilai Ducati selama ini selalu memproduksi dan mengembangkan mesin paling bertenaga dalam 10 tahun terakhir, untuk dikelola dengan elektronik. Jadi, pabrikan asal Italia ini sudah saatnya melakukan perubahan prioritas, dan memperbaiki desain sasisnya.

"Selain melanjutkan pengembangan mesin, juga mencoba tipe baru sasis agar lebih mudah menikung dan pembalap tidak kesulitan," tambahnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya