Liputan6.com, Jakarta - Langkah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam menangani dan mencari solusi atas krisis kemanusian Rohingya, mendapat pujian dari anggota DPR Komisi I. Hampir seluruh anggota komisi sepakat menilai, Retno telah melakukan hal tepat.
Menurut Wakil Ketua Komisi I dari Partai Amanat Nasional (PAN), Hanafi Rais, Menlu Retno tidak cuma melakukan langkah tepat, tapi juga cepat.
Baca Juga
Advertisement
"Saya dan fraksi saya apresiasi kesigapan dan kegesitan ibu Menlu untuk melakukan kunjungan ke Myanmar dalam rangka diplomasi kemanusian," sebut Hanafi dalam rapat dengar pendapat komisi I dengan Kemlu, Senin (11/9/2017).
"Bu Menlu, woman in the right time and in the right place," ucap putra sulung mantan Ketua Umum PAN Amien Rais tersebut.
Dia tanpa ragu menyebut, ketepatan waktu Retno melawat ke Myanmar kurang lebih sepekan setelah pecahnya krisis kemanusian merupakan kunci.
Bukan cuma kunci, tapi sudah jadi langkah positif untuk dunia.
Selain Hanafi, pujian yang sama keluar dari anggota Komisi I dari Fraksi HANURA, Arief Suditomo. Mantan jurnalis tersebut menekankan, kunjungan Retno telah mencegah melebarnya masalah Rohingya menyebar jadi konflik internal dalam negeri Indonesia.
"Apa yang kita lakukan cukup efektif, tidak menjadikan isu ini menjadi isu di dalam negeri kita," papar Arief.
"Saya dan fraksi saya, sampaikan apresiasi kepada ibu, langkah yang ibu lakukan langkah cukup strategis," tegasnya.
Senada dengan Arief, anggota komisi I lain yang juga Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menegaskan, tindakan Retno adalah bukti bahwa pemerintah responsif atas krisis kemanusian Rohingya.
"Ibu Menlu mendengar amanah rakyat dan umat," kata dia.
Effendi Simbolon dari PDIP menyatakan, apresiasi atas kinerja pemerintah lebih tepat dialamatkan pada kekompakan ketepatan Presiden Joko Widodo memberikan intruksi b,agi Retno.
"Setelah ibu pulang (dari kunjungan Menlu ke Bangladesh dan Myanmar) Indonesia kembali tenang," sebut Effendi.
"Apresiasi kita berikan kepada Presiden Joko Widodo yang mengerti bisa cepat tugaskan ibu (ke Myanmar dan Bangladesh) karena ibu enggak bisa bergerak sendiri," ucap dia.
Sepak Terjang RI Tangani Konflik Rohingya di Myanmar Disorot Dunia
Sepak terjang Indonesia dalam rangka menangani dan mencari solusi atas konflik Rohingya, melalui lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Myanmar menjadi sorotan dunia. Media asing ramai memberitakan kunjungan sebagai respons atas krisis kemanusiaan yang tengah terjadi di negara bagian Rakhine.
Tak hanya dari Asia, beberapa media belahan dunia lain juga memberitakan lawatan Retno tersebut.
Dari Channel News Asia, media Singapura itu menuliskan artikel berjudul "Indonesian foreign minister Retno Marsudi to meet Aung San Suu Kyi in Myanmar".
"Menlu Retno Marsudi ke Myanmar untuk bertemu dengan State Counselor and Foreign Minister Aung San Suu Kyi pada hari Senin," tulis media itu pada Senin 4 September lalu.
Media dari Singapura lainnya, The Straits Times, mengangkatnya dengan "Indonesia minister to urge Myanmar to end Rohingya plight".
Sementara Bangkok Post, mengulas upaya Menlu Retno Marsudi atas nama pemerintah RI melalui "Indonesia sends foreign minister to Myanmar".
Dari Inggris, Reuters, sebuah artikel diberi tajuk "Indonesian envoy to urge Myanmar to halt violence against Rohingya Muslims".
"Presiden Indonesia Joko Widodo mengirim menteri luar negerinya ke Myanmar untuk mendesak pemerintah Naypyidaw untuk menghentikan kekerasan terhadap Muslim Rohingya," tulis media tersebut pada Minggu 3 September, setelah sebuah bom molotov dilemparkan ke Kedutaan Myanmar di Jakarta.
Media Australia, ABC.net.au, melalui artikel "Indonesia Foreign Minister Meet Suu Kyi" menjabarkan bahwa Menlu dari Indonesia, negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, telah terbang ke Myanmar untuk membahas krisis di negara bagian Rakhine dengan pemimpin de facto, Aung San Suu Kyi.
Judul "Indonesian minister flies to Myanmar to raise Rohingya plight with Suu Kyi", dipilih media Jepang, Japan Times. Dalam tulisannya, Menlu Retno juga disebutkan akan bertolak ke Bangladesh untuk memantau bantuan Indonesia untuk Myanmar.
Sementara itu, media Timur Tengah, Al Jazeera, memuatnya dengan "Indonesia FM to urge Myanmar to halt Rohingya violence". Lalu Turki dengan, "Indonesian FM raises Rohingya issue with Myanmar" dan Amerika Serikat dari Washington Post melalui "Asia & Pacific Indonesian minister to raise Rohingya plight with Suu Kyi".
Salah satu media terbesar di Myanmar, The Irrawaddy News Magazine, turut mengangkat isu tersebut melalui "Indonesian Envoy to Urge Myanmar to Halt Violence in Rakhine".
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement