Top 3: Geger Temuan Gumpalan Rambut Dalam Lambung Manusia

Pasien semacam itu umumnya tak dapat mempertahankan makanan yang dikonsumsi. Mereka umumnya akan memuntahkan isi perut.

oleh Arie Mega PrastiwiTanti YulianingsihAlexander LumbantobingCitra Dewi diperbarui 12 Sep 2017, 09:00 WIB
Gumpalan rambut seukuran buah melon ditemukan dalam lambung seorang pasien wanita berusia 38 tahun. (Sumber BMJ Case Reports)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus-kasus penyakit langka kembali mencuat di pemberitaan. Pada Selasa (12/9/2017), sebuah penyakit langka manusia pemakan rambut di India menjadi pusat perhatian pembaca Liputan6.com kanal Global.

Krisis Rohingya terus menjadi perhatian pembaca. Kali ini, penolakan gencatan senjata yang digagas oleh pemberontak Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) mengusik rasa ingin tahu pembaca.

Masih terkait dengan krisis Rohingya, pembelaan Dalai Lama dan muslim Bangladesh kepada warga  Rohingya juga jadi buruan pembaca. 

Berikut adalah Top 3  Global selengkapnya:

 

1. Gumpalan Rambut 1 Kg Bersarang di Perut, Wanita Ini Muntah Terus

Gumpalan rambut hampir 1 kg di perut seorang wanita India. (Newslions)

Kasus sindrom Rapunzel yang langka -- sebuah kondisi yang disebabkan oleh menelan rambut-- kembali ditemukan. Hal itu diketahui dari keluhan sakit perut dan muntah seorang wanita India belum lama ini.

Perempuan berusia 20 tahun yang identitasnya dirahasiakan, dilaporkan tak bisa berhenti memakan rambutnya sendiri hingga menggumpal hampir 1 kg di dalam perutnya.

Tim ahli bedah mengeluarkan gumpalan rambut berbobot 907 gram itu dalam sebuah operasi di Rumah Sakit Umum V C Gandhi & M A Vora di Rajawadi, Mumbai.

Selanjutnya...


2. Myanmar Tolak Permintaan Gencatan Senjata Militan Rohingya

Suasana rumah yang terbakar di desa Gawdu Zara, negara bagian Rakhine utara, Myanmar, (7/9). Seorang wartawan melihat api membakar rumah di desa yang ditinggalkan oleh Muslim Rohingya. (AP Photo)

Sejatinya pada Minggu 10 September 2017 gencatan senjata di Negara Bagian Rakhine dimulai. Usaha itu diminta oleh Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) -- kelompok pemberontak Rohingya.

Kelompok itu meminta gencatan senjata berlangsung selama satu bulan agar organisasi humaniter atau kemanusiaan terus memberikan bantuan kepada etnis Rohingya dan warga sipil terdampak konflik bersenjata di Rakhine.

ARSA mengumumkan gencatan senjata itu di Twitter dengan mengatakan, "usaha ini dilakukan agar organisasi kemanusiaan bisa mengakses krisis di Rakhine."

Selanjutnya...


3. Dalai Lama dan Umat Buddha Bangladesh Bela Rohingya

Dalai Lama (AFP)

Gelombang kekerasan baru di Rakhine, Myanmar, menyebabkan banyak muslim Rohingya menjadi korban. Krisis kemanusiaan itu mendapat banyak sorotan, tak terkecuali dari pemimpin spiritual Dalai Lama.

Pada Minggu, 10 September 2017, Dalai Lama mengatakan bahwa Buddha akan membantu warga Rohingya dan merasakan kesedihan atas kekerasan yang terjadi.

"Mereka...Anda dapat melihatnya...pelecehan terhadap muslim...Kemudian mereka harus ingat, Buddha, dalam keadaan seperti ini, pasti akan membantu umat Muslim yang menderita itu," ujar Dalai Lama kepada para awak media seperti dikutip dari Hindustan Times, Senin 11 September 2017.

Selanjutnya...

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya