Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan berhasil mengembangkan teknologi pompa air yang menggunakan panel surya (solar cell). Pompa air tega asurya tersebut untuk mengairi sawah di Jombang, Jawa Timur seluas 20 ha.
Apa alasan Dahlan mengembangkan teknologi tersebut?
Dahlan memiliki keinginan untuk mengembangkan sumber energi alternatif, salah satunya energi surya. Selama ini energi dari surya hanya digunakan oleh penerangan jalan dan pemanas air di perumahan.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, panel surya dianggap mahal karena memerlukan baterai. Baterai tersebut digunakan menyimpan energi sehingga bisa digunakan pada malam hari.
"Matahari begitu panjang, tapi selama ini orientasinya kan untuk penerangan rumah, maupun penerangan jalan. Tapi dari pengalaman saya selama di PLN selama menekuni bidang itu. Listrik yang diproduksi solar cell itu menjadi mahal, bisa dua kalilipatnya harga listrik PLN karena harus pakai baterai, baterai itu mahal. Kenapa harus pakai baterai, karena dipakai malam hari," ujar dia kepada Liputan6.com seperti ditulis Selasa (12/9/2017).
Dahlan Iskan pun memutar otak supaya bisa mengembangkan energi surya tetapi tanpa menggunakan baterai. Sehingga, biayanya menjadi murah.
Dia pun teringat, di desa-desa banyak orang menggunakan genset untuk menghidupkan pompa air. Genset tersebut menggunakan bahan bakar minyak (BBM) Solar. Menurut Dahlan, itu akan mengeluarkan banyak biaya.
"Sehingga saya berpikir terus, solar cell tidak terkait baterai. Apa ya, saya ingat di desa-desa banyak menggunakan genset, harus beli Solar. kemudian nanti tumpah-tumpah dan mahal. Bagaimana jika diganti dengan solar cell," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Aliran DC
Setelah ide itu muncul, Dahlan pun mencari pompa air dengan listrik DC. Lantaran, listrik yang dihasilkan dari panel surya ialah listrik DC. Dahlan kemudian menyusuri jaringan dunia maya atau internet. Dia menemukan pompa DC itu dijual di China.
"Ini kan (solar cell) DC bukan AC, berarti harus cari pompa DC. Saya cek internet, saya ketemu RRC, saat ini baru RRC. Kemudian berhasil keluarkan air sudah satu bulan ini," ujar dia.
Diakui Dahlan, pemanfaatan pompa air dengan listrik DC masih relatif mahal. Dia menuturkan, pompa air dengan listrik AC akan lebih murah. Sebab itu, dia bilang butuh alat yang bisa mengubah aliran listrik DC menjadi AC.
"Tapi memang pompa DC lebih mahal dari pompa AC. Tapi saya setelah uji coba dengan pompa DC mengambil kesimpulan pompa AC saja, tetap kemudian nanti menciptakan alat pengubah yang disebut invertor," tukas dia.
Advertisement