Rusdi Kirana: Cukup Orangtuanya Saja yang TKI, Anaknya Jangan

Dubes RI di Malaysia, Rusdi Kirana tidak ingin anak-anak TKI bernasib sama dengan orangtua mereka.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 12 Sep 2017, 10:31 WIB
Doc: KBRI Kuala Lumpur

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur meluncurkan program "Saya Mau Sukses" untuk menangani Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah (TKIB) di Malaysia. Lewat program ini, para TKIB akan diberikan pelatihan keterampilan menjahit, membuat suvenir, dan spa agar ketika kembali ke Indonesia mereka dapat membuka lapangan pekerjaan dan tak berniat kembali ke Malaysia sebagai pekerja informal.

Menurut Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Malaysia, Rusdi Kirana, ide untuk membuat pelatihan tersebut telah tercetus sejak ia belum dilantik sebagai dubes. Program tersebut dicetuskan karena Rusdi memiliki niat tulus mengatasi permasalah TKI di Malaysia.

"Salah satu alasan saya mau jadi Dubes di Malaysia, saya sudah pikirkan apa yang harus saya lakukan. Kalau disetop datang, mereka malah ke sini dengan cara ilegal. Makanya perlu dicari cara lain," ujar Rusdi saat ditemui di Kuala Lumpur, Senin (18/09).

Rusdi juga tidak ingin anak-anak TKI bernasib sama dengan orangtua mereka. Karena itu, ia berusaha memberikan motivasi pada mereka agar mau mengubah nasib. Founder Lion Air itu mencontohkan sewaktu ia membuka Kompetisi Sains Seni dan Olahraga (KS2O) yang diadakan oleh Community Learning Center (CLC) se-Malaysia dan menjanjikan beasiswa bagi para juara.

"Saya bilang, yang juara 1-3 nanti saya kasih beasiswa sekolah penerbangan gratis. Bagi saya, mereka tinggal di Malaysia, mereka akan jadi dewasa. Kalau tidak sekolah, nanti jadi TKI dan berlanjut terus."

Foto dok. Liputan6.com

Untuk memuluskan rencananya itu, Rusdi bahkan memaksa perusahaan Malaysia untuk mendirikan CLC agar anak-anak TKI mendapat pendidikan jika tak terfasilitasi sekolah Malaysia. Sebab, peraturan pemerintah Malaysia mengharuskan hanya anak-anak WN Malaysia yang boleh belajar di sekolah layaknya sekolah negeri di Indonesia. Sementara pembangunan CLC sendiri merupakan tanggung jawab perusahaan yang mempekerjakan TKI.

"Saya sudah bilang sama mereka, kalau kamu tidak bangun CLC, saya akan mempersulit izin kerja pegawai kamu. Kalau kamu bangun, kita akan dukung," tukas dia.

Rusdi berharap, anak-anak TKI tersebut kelak memiliki masa depan yang cerah dengan tetap meraih pendidikan. Karena baginya, cukup orangtua mereka saja yang menjadi tenaga kerja di luar negeri.

"Ini aja kita harapkan anak-anak ini. Kalau orang tua mereka, ya sudah sampai situ," pungkas dia.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya