Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah kontes modifikasi sepeda motor atau mobil, ada banyak faktor yang mendukung penilaian juri. Selain ide atau konsep dan teknik pengerjaan, ada hal lain yang bisa menjadi penentu penilaian.
Baca Juga
Advertisement
"Finishing bisa jadi nilai plus dalam sebuah show. Ketika ada motor dengan ide yang sama, otomatis juri akan melihat bagaimana motor itu disajikan," beber Aan Fikriyan, Koordinator Pelaksana Honda Modif Contest (HMC)
Biasanya, kata Aan, beberapa peserta kelabakan karena manajemen pengerjaannya kurang baik. Alhasil, finishing-nya jadi belepotan.
"Yang biasa ditemui, misalkan pada pengerjaan bodi metal kelihatan lekuk-lekukan atau yang paling banyak pada pengerjaan pengecatan yang hasilnya mengelupas, hingga kelistrikan yang kabelnya tidak rapi,"
"Hal-hal yang sebenarnya simpel ini kemudian disepelekan, lalu jadi enggak bagus estetikanya," Aan menambahkan.
Lebih lanjut, penggiat modifikasi asal Yogyakarta itu melihat, finishing buruk ini bisa dipengaruhi oleh environment sekitarnya baik infrastruktur ataupun kesadaran modifikator yang kurang untuk tampil lebih baik.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Faktor Penentu
Oleh karena itu, ia menekankan kepada modifikator-modifikator yang berniat terjun dalam sebuah kompetisi untuk fokus pada ide dan teknik pengerjaan, tetapi tidak menyepelekan proses pengerjaan akhir alias finishing.
"Poin terbesar dalam sebuah penjurian adalah ide atau konsep kemudian teknik pengerjaan, tapi finishing ini bisa menjadi faktor penentu," ungkapnya.
"Ibarat main sepak bola, main bagus tapi tidak gol kan percuma. Artinya tidak dilihat presentasinya, tetapi bisa saja karena kelalaian dalam finishing memengaruhi penilaian," tutup pria berambut ikal itu.
Advertisement