Pinisi Ksatria Airlangga, RS Apung Persembahan Alumni FK Unair

Peluncuran rumah sakit terapung ini ditandai dengan pelayaran perdana dari Makassar menuju Surabaya.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Sep 2017, 18:02 WIB
Rumah sakit terapung. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya meluncurkan kapal yang berfungsi sebagai rumah sakit bernama Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga. Peluncuran rumah sakit terapung ini ditandai dengan pelayaran perdana dari Makassar, Sulawesi Selatan menuju Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 9 September lalu.

Rumah sakit terapung yang dibuat dari pinisi atau kapal layar tradisional suku Bugis dan Makassar itu sepanjang 27 meter dan lebar 7,2 meter. Kapal yang dibuat di sebuah galangan pinisi di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, itu akan dilengkapi dengan peralatan medis setibanya di Surabaya.

Pengurus Yayasan Ksatria Medika Airlangga yang akan mengelola RST Ksatria Airlangga, Dr Gadis Meinar mengatakan, peluncuran kapal ini untuk menunjukkan bakti alumni kepada Unair.

"Kapal diluncurkan dari sebuah dermaga di Galesong, setelah sekitar satu bulan dilakukan uji coba layar di perairan sekitar kawasan produksi kapal khas Bugis itu," ucap Gadis, Senin, 11 September 2017, dilansir Antara.

Sesuai rancangan awal, pembuatan Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga ini akan menelan biaya sekitar Rp 5 miliar. "Separuh lebih merupakan biaya pembuatan kapalnya," kata dia.

Gadis mengatakan pula, dengan keberhasilan membangun RST Ksatria Airlangga, alumni Unair patut berbangga. Apalagi, Ksatria Airlangga merupakan RST pertama di dunia yang dimiliki oleh alumni perguruan tinggi.

Selanjutnya, kapal tersebut akan digunakan untuk membaktikan diri pada pelayanan kesehatan dan pengabdian masyarakat di daerah-daerah terpencil di kepulauan Indonesia.

Penggagas ide awal RST, dr Agus Hariyanto yang berdinas di kawasan kepulauan di Maluku Utara, mengaku rajin menengok proses pembuatan kapal ini ke Makassar. Dalam pelayaran perdana menuju Surabaya itu, dokter spesialis bedah itu ikut ada di geladak kapal itu bersama para aparat keamanan setempat.

"Saya tidak berani memberi perkiraan berapa lama dan kapan sampai di Surabaya, nanti saja saya kabari," ujar alumnus Program Profesi Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran Unair tahun 2006 itu.

Agus Harianto menambahkan, dia sedang menyusun rancangan program pelayaran kapal RST ini untuk sepanjang 2018 yang dinamai "Unair Goes to Island". Selain untuk pelayanan dan pengabdian medis, rumah sakit terapung itu diharapkan bisa dimanfaatkan untuk membuat observational research dengan tujuan memiliki database tentang kesehatan maritim di pulau-pulau di Provinsi Jawa Timur.

"Saya kira ini sangat terbuka bagi adik-adik peneliti untuk bergabung mengerjakan riset itu, atau bikin riset sendiri dengan mengikuti pelayaran kapal RST ini," katanya

Saksikan video pilihan berikut ini:



Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya