Liputan6.com, Jayapura - Infrau atau dalam bahasa setempat di Kampung Enggros, Kota Jayapura, Papua, yang berarti tempat umum itu menjadi tempat favorit warga setempat.
Beratapkan kerucut dan hampir seluruh bangunannya terbuat dari kayu, Infrau terletak di depan Dermaga Kampung Enggros. Infrau pun selalu dipenuhi warga pada sore hingga malam hari.
"Kalau anak-anak sekolah itu, biasanya berkumpul mulai pukul 18.00 hingga pukul 21.00 WIT. Biasanya, anak-anak browsing tugas dari sekolah lewat internet," kata Orgenes Meraudje, Kepala Kampung Enggros, Selasa, 12 September 2017.
Berbeda dengan kaum perempuan di kampung itu yang selalu berkumpul di Infrau, pada siang hari, usai mengerjakan aktivitasnya di rumah.
Baca Juga
Advertisement
"Kami selalu berkumpul dan melihat resep masakan atau mencari tentang obat-obatan herbal di internet. Bahkan, mencari motif baru untuk rajutan noken, agar terlihat modern," kata Mama Linda Meraudje yang sedang santai di Infrau.
Kampung Enggros di Kota Jayapura, menjadi kampung pertama di Papua, yang memiliki jaringan internet dan WiFi gratis 24 jam untuk warganya.
Kampung seluas 33,37 hektare dan berpenghuni 135 kepala keluarga ini menjadi kampung tertua di Kota Jayapura.
Kampung Enggros juga biasa disebut dengan kampung terapung. Seluruh infrastruktur di kampung itu menggunakan kayu. Jalan penghubung dari satu rumah ke rumah lainnya menggunakan papan yang disusun berjajar dan membentuk sebuah jalan.
Kampung Enggros terletak di Teluk Youtefa. Kampung Enggros, berbatasan langsung dengan Kampung Tobati. Untuk menuju ke kampung ini, bisa lewat Dermaga Hamadi atau Dermaga Pasar Youtefa di Abepura, Papua.
Biasanya, masyarakat setempat memasang tarif Rp 10 ribu untuk sekali jalan-jalan ke kampung itu dengan menumpangi perahu cepat warga, dengan jarak tempuh sekitar 10-15 menit.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Kado Kampung Nasional
Boleh dikatakan, jaringan internet di Kampung Enggros, menjadi kado terindah bagi masyarakat setempat. Mereka dapat melihat berbagai hal penting melalui koneksi di dunia maya.
WiFi dan sambungan internet gratis dipasang pada kampung tersebut sebagai hadiah dari Kementerian Desa Tertinggal dan Transmigrasi. Sebab, pada 2016, Kampung Enggros menjadi juara ketiga Lomba Kampung Tingkat Nasional.
Saat dipasang WiFi gratis 24 jam pada Desember 2016 lalu, sejak saat itu pula, warga setempat mengakses internet cukup dari kampung. Terlebih, bagi pelajar dan mahasiswa jika ada pekerjaan rumah atau tugas sekolah yang harus diselesaikan lewat internet.
"Dulu, jika ada tugas lewat internet, kami harus naik perahu cepat ke arah Abepura dan menyewa warnet," kata Bertho Silasa Hamadi, mahasiswa semester V di Universitas Cenderawasih.
Tak hanya warga Kampung Enggros, namun kampung tetangga di Tobati, juga sering mengakses internet gratis.
"Jaringan WiFi bisa menjangkau hingga 50 meter,'' kata Edy Iwo petugas yang memelihara perangkat WiFi.
Untuk memaksimalkan penggunaan internet kampung, awal September 2017, dua warga kampung diutus ke Jakarta untuk mengikuti kursus pengenalan dan pembuatan situs web.
Masyarakat setempat berharap adanya internet tersebut dapat mendukung program pembangunan kampung.
Jika nantinya ada situs web Kampung Enggros, dapat mendukung terwujudnya Kampung Enggros sebagai pengembangan kampung wisata.
Wisatawan yang akan mengunjungi Kampung Enggros, bisa terlebih dahulu mengakses tentang kampung ini lewat website kampung. "Kami juga akan menampilkan foto-foto pendukung untuk lokasi berwisata di kampung ini," Kepala Kampung Enggros, Orgenes Meraudje, memungkasi.
Advertisement