Liputan6.com, Jakarta Singapura akan memiliki presiden baru dengan Halimah Yacob sebagai kandidat tunggalnya. Wanita kelahiran 23 Agustus 1954 itu pun dapat langsung menjadi presiden tanpa harus menjalani pemungutan suara.
Sosok Halimah Yacob dinilai spesial karena ia berasal dari etnis Melayu yang selama ini langka jadi pemimpin Negeri Merlion. Halimah pernah menjadi anggota People's Action Party (PAP) atau Partai Aksi Rakyat yang kemudian menjadi Ketua Parlemen dari Januari 2013 sampai Agustus 2017.
Advertisement
Sosok istimewa Halimah Yacob ternyata diimbangi dengan gayanya yang bersahaja. Ia memeluk agama Islam yang tercermin dari gayanya berbusana.
Jilbab sederhana yang dikenakan dengan bersahaja. Halimah kerap memakai jilbab polos yang warnanya senada dengan bajunya.
Warna-warna kalem seringkali menjadi pilihannya seperti pastel, krem, dan sebagainya. Motifnya pun tidak terlalu mencolok, seperti bunga atau garis-garis.
Saksikan juga video menarik berikut ini.
Kiprah Halimah Yacob
Halimah yang sebelumnya menjabat Ketua Parlemen sejak 2013 hingga Agustus lalu itu akan ditetapkan sebagai presiden terpilih pada Rabu, 13 September.
"Saya berjanji untuk melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan untuk melayani masyarakat Singapura dan itu tidak akan berubah, baik dengan adanya atau tidak adanya pemilu," ujar perempuan berusia 63 tahun tersebut pada Senin malam waktu setempat.
Halimah juga menegaskan, "Prosesnya boleh jadi pesanan, tapi presiden adalah untuk semua orang, untuk semua komunitas tanpa memandang ras atau agama".
Dua kandidat lainnya, yakni pebisnis Farid Khan dan Marican tidak memenuhi kriteria utama yang ditetapkan sebagai calon presiden dari sektor swasta.
Advertisement