24 BUMN Masih Rugi, Kementerian akan Evaluasi Kinerja Direksi

Kementerian BUMN menegaskan sampai saat ini masih ada 24 BUMN yang merugi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Sep 2017, 17:29 WIB
Menteri BUMN, Rini Soemarno ketika menghadiri acara buka bersama sejumlah pemimpin redaksi media, di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (22/6). Acara tersebut juga dihadiri sejumlah petinggi perusahaan pelat merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian BUMN menegaskan sampai saat ini masih ada 24 BUMN yang merugi. Namun begitu, ditargetkan sampai akhir tahun BUMN yang merugi tersebut hanya tersisa 1, yaitu PT Merpati Nusantara Airlines (Persero).

Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro mengungkapkan, pihaknya melalui kedeputian teknis masing-masing tengah melakukan berbagai upaya demi mewujudkan taget yang sudah ditetapkan Menteri BUMN Rini Soemarno.

"Bu Menteri mengingatkan entah yang ke berapa kali supaya akhir 2017 tidak boleh ada atau seminimal mungkin yang masih mengalami kerugian," tegas Imam di Kementerian BUMN, Selasa (12/9/2017).

Imam juga menyampaikan keinginan Rini, di mana jika ingin keluar dari kerugian harus kerja ekstra hingga akhir tahun ini. "Kalau tidak mau diajak cepet atau kalau mau jalannya kayak kura-kura ya minggir saja," tambah dia.

Sementara di kesempatan yang sama, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius K Ro menambahkan, dari 24 BUMN yang mengalami kerugian tersebut, tidak semuanya dalam kondisi 'kritis' dan harus dilakukan restrukturisasi.

Dalam evaluasi manajemen BUMN, Aloy lebih memilah sesuai kasus di masing-masing BUMN yang mengalami kerugian. Dianggapnya, BUMN yang tahun lalu untung, namun tahun ini merugi, itu hal yang biasa dan perlu pendalaman penyebabnya saja dan kemudian melakukan perbaikan.

Berbeda cerita dengan BUMN yang beberapa tahun lalu untung, tapi dalam beberapa tahun merugi dan tak kunjung bangkit. "Kalau dia (Direksi) tidak performance ya ganti orang," tegas Aloy.

Hingga semeseter 1 2017, adapun 24 BUMN yang masih rugi antara lain:
PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)
Perum Bulog
PT Berdikari (Persero)
PT Indofarma (Persero) Tbk
PT Energy Management Indonesia (Persero)
PT Hotel Indonesia Natour (Persero)
PT Pos Indonesia (Persero)
Perum PFN
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
PT Balai Pustaka (Persero)
PT PAL Indonesia (Persero)
PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero)
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
PT Boma Bisma Indra (Persero)
PT INTI (Persero)
PT Dirgantara Indonesia (Persero)
PT Amarta Karya (Persero)
PT PDI Pulau Batam (Persero)
Perum Damri
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
PT Danareksa (Persero)
PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (Persero)
PT Iglas (Persero)
PT Istaka Karya (Persero)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya