Liputan6.com, Nyon - Paris Saint-Germain (PSG) terancam dicoret UEFA dari Liga Champions jika terbukti melanggar aturan Financial Fair Play (FFP). Presiden UEFA Aleksander Ceferin menegaskan pihaknya tidak gentar demi menegakkan keadilan.
"Jika ingin menjadi populer seperti Michel Platini, saya tahu harus mengeluarkan PSG dari ajang Liga Champions," ujar Ceferin kepada L'Equipe, Selasa (12/9/2017).
Baca Juga
Advertisement
"Kami tidak takut untuk menjalankan keadilan dan memberi hukuman. Tidak ada satu klub pun yang berada di atas hukum," lanjutnya.
PSG mengeluarkan dana sebesar 238 juta euro (Rp 3,76 triliun) sepanjang bursa transfer musim panas 2017. Jumlah tersebut digunakan untuk merekrut Neymar dari Barcelona, Yuri Berchiche dari Real Sociedad, dan meminjam Kylian Mbappe dari AS Monaco.
Akan tetapi, aktivitas transfer tersebut membuat UEFA mencurigai adanya pelanggaran FFP. Kondisi itu membuat UEFA mengirimkan tim keuangan untuk menyelidiki PSG.
Terlebih, Les Parisiens sempat mendapatkan sanksi karena melanggar aturan FFP pada 2014. Saat itu, Paris Saint-Germain mendapatkan sanksi hanya boleh mendaftarkan 21 pemain di Liga Champions.
Meski begitu, PSG terancam sanksi lebih berat andai terbukti kembali melanggar aturan tersebut. Hal itu karena sejatinya klub milik Nasser Al-Khelaifi itu masih berada dalam pengawasan UEFA.
Sumber: The Sun