Perusahaan Ini Sediakan Semen Khusus Buat Infrastruktur

PT Indocement Tunggal Prakarsa meluncurkan varian semen terbaru dengan kualitas yang lebih baik.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Sep 2017, 15:43 WIB
Pekerja menyelesaikan pembangunan infrastruktur Wisma Atlet Kemayoran untuk mendukung Asian Games XVIII di kemayoran, Jakarta, Jumat (12/5). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indocement Tunggal Prakarsa meluncurkan varian semen terbaru dengan kualitas yang lebih baik. Varian semen dengan nama TR Superslag Cement ini diproduksi untuk memenuhi kebutuhan konstruksi proyek infrastruktur yang semakin rumit.

Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa Christian Kartawijaya mengatakan, TR Superslag Cement ini berbeda dengan semen yang selama ini dijual di toko-toko bangunan.‎

"Indocement meluncurkan tipe terbaru semen Superslag Cement, ini tipe semen khusus. Ini bukan untuk semen kantong, tapi untuk infrastruktur. Karena konstruksi kita makin lama makin complicated, makin istimewa, maka kami buat terobosan dengan slag cement," ujar dia di Hotel Shangri La, Jakarta, Rabu (13/9/2017).

‎Beberapa keunggulan dari slag cement antara lain lebih tahan lama, memiliki panas yang lebih rendah dan mampu menekan potensi keretakan pada bangunan. Selain itu, slag cement juga lebih tahan terhadap asam dari air laut yang merusak kontruksi bangunan di pinggir laut.

"Panas yang dihasilkan semen lebih rendah. Selama ini kan banyak terjadi mass concrete, jadi kalau pakai ini retakannya hampir tidak ada. Ini adalah chloride resistant dengan sulfat resisten, yang tahan dengan air laut. Kontruksi di laut itu airnya bisa masuk ke dalam konstruksi dan lama-lama pecah. Ini bahaya sekali," jelas dia.

Selain itu, slag cement merupakan jenis semen yang memanfaatkan slag dari industri baja sebagai salah satu bahan bakunya. Dalam proses produksinya, slag cement menghasilkan emisi CO2 yang rendah, sehingga sangat ramah lingkungan.

"Dalam produksi, CO2nya rendah. Ini semen ramah lingkungan. Kita bisa berkontribusi pada pengurangan CO2. Ini memanfaatkan limbah baja," kata dia.

Menurut Christian, sebenarnya penggunaan slag cement telah dilakukan sejak lebih dari 100 tahun lalu di negara-negara Amerika dan Eropa. Maka tidak heran gedung dan infrastruktur yang dibangun di negara-negara tersebut lebih kuat dan mampu bertahan lama.

"Ini sebenarnya sudah sangat di kenal di Amerika dan Eropa, sudah 100 tahun lebih. Di Singapura juga. Di AS digunakan untuk membangun jembatan, bendungan, jeti, pelabuhan, bahkan untuk gedung-gedung tinggi 100 lantai. Biasanya butuh kekuatan," ungkap dia.

Namun di Indonesia, semen jenis ini baru pertama kali diproduksi di dalam negeri. Meski demikian, dengan semakin variatifnya proyek infrastruktur yang tengah digenjot oleh pemerintah, Christian yakin penjualan slag cement ini bisa mencapai 500 ribu ton per tahun.

‎"Ini pertama di Indonesia. Karena kalau di sana (Amerika dan Eropa), mereka punya industri baja yang menggunakan tungku pijar, kalau kita tungku listrik. Baru kita belakangan ini pakai tungku pijar makanya bisa memproduksi bahan baku slag. Target (penjualan) bisa sampai 400 ribu-500 ribu ton per tahun. Harganya bersaing dengan semen OPC," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya