Liputan6.com, Montevideo - Lucia Topolansky (72), senator yang juga istri mantan Presiden Jose Mujica menjadi Wakil Presiden Uruguay. Ia tercatat sebagai wanita pertama yang menduduki posisi tersebut.
Topolansky akan menggantikan Jose Sendic setelah yang bersangkutan mengundurkan diri di tengah dugaan korupsi. Demikian seperti dikutip dari BBC pada Kamis (14/9/2017).
Sama seperti sang suami, Topolansky juga adalah mantan gerilyawan sayap kiri. Ia sempat kabur dari penjara sebelum mendekam selama 13 tahun di kurungan dan selamat dari siksaan.
Sejak 2005, Uruguay telah dipimpin oleh partai sayap kiri Frente Amplio yang mempromosikan kebijakan kesejahteraan sosial.
Baca Juga
Advertisement
Di bawah konstitusi, Sendic seharusnya digantikan oleh senator dengan suara terbanyak dalam pemilu terakhir. Dan sosok senator yang dimaksud adalah Mujica. Namun, ia tidak memenuhi syarat karena dilarang untuk terpilih kembali.
Dengan demikian, senator lainnya yang layak adalah sang istri. Selain menjadi wakil presiden, Topolansky juga akan memimpin Senat dan Majelis Umum Kongres.
Mujica sendiri populer ketika memerintah. Ia diketahui menyumbangkan sebagian besar gajinya dan dijuluki sebagai "presiden termiskin di dunia".
Mantan Gerilyawan
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, pasangan Mujica dan Topolansky terlibat dalam pemberontakan bersenjata Uruguay yang dikenal sebagai gerakan Tupamaro.
Topolansky rela meninggalkan keluarganya yang berlatar kelas atas untuk bergabung dengan pemberontakan. Ia pun dikenal dengan julukan "La Tronca" atau Batang Pohon atas ketangguhannya.
Sang mantan ibu negara adalah satu dari 38 tahanan politik yang terlibat dalam pelarian dari penjara perempuan berkeamanan tinggi, Carcel Cabildo, pada 1971.
Para perempuan itu dikabarkan melarikan diri dengan merangkak melalui pipa limbah selama 45 menit sampai mereka mencapai jalan keluar. Namun, beberapa bulan kemudian ia kembali ditangkap dan menghabiskan waktu selama bertahun-tahun dalam kurungan isolasi.
Topolansky sendiri tidak banyak bercerita tentang masa lalunya sebagai seorang militan. Meski demikian, ia mengakui bahwa dirinya ambil bagian dalam sejumlah perampokan bersenjata.
Selama bertahun-tahun beredar rumor bahwa dia adalah salah satu penembak utama di kelompok gerilyawan.