BEI Butuh Direktur Khusus Syariah

Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 14 Sep 2017, 13:46 WIB
Peserta memantau monitor bursa saham pasar modal di Bursa Efek Jakarta, Selasa (17/11). Hal ini sejalan dengan salah satu inisiatif pemerintah melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni menambah jumlah investor pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Produk syariah di pasar modal perlu mendapat perhatian lebih untuk dikembangkan. Ini mengingat Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan, pengembangan produk syariah saat ini di bawah pengawasan kepala unit. Sebab itu, cakupan mesti dibesarkan menjadi di bawah sebuah divisi khusus.

Bahkan menurut Tito, jika perlu, ada direktur khusus yang membidangi syariah.

"Di Malaysia itu ada direktur khusus syariah. Saya berpendapat kita harus lebih membesarkan, lebih memberi perhatian syariah produk. Sekarang kita baru kepala unit. Menurut saya kita akan usulkan naikan ke divisi. Kalau perlu, kalau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perintahkan, kenapa enggak, ada direktur khusus syariah," kata dia di Gedung BEI Jakarta, Kamis (14/9/2017).

Menurut Tito, untuk membentuk posisi tersebut, BEI harus mengusulkan ke OJK. Hingga kini, dia mengaku belum mengusulkannya ke OJK. "Kan kalau ini harus propose, ini belum bicara, belum propose. Tapi menurut saya harus dibesarkan," ungkap dia.





BEI Raih Penghargaan

Di sisi lain, BEI baru saja mendapatkan penghargaan dari Global Islamic Finance Award (GIFA) untuk kategori The Best Supporting Institution for Islamic Finance of The Year 2017. Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi atas upaya memajukan industri pasar modal syariah.

Penghargaan ini diserahkan CEO Edbiz Consulting Sofiza dan diterima oleh Tito Sulistio di Tiongkok pada Sabtu (9/9/2017). BEI menjadi satu-satunya institusi dari Indonesia yang menerima penghargaan dari GIFA selama dua tahun berturut-turut.

"Syariah itu growth-nya dua kali growth konvensional. Kita itu negara Islam terbesar di dunia. Syariah itu produknya memang masih ada beberapa semacam hambatan, misal jual beli ada pajaknya. Tapi menariknya growth besar, jumlah investor syariah besar, dan kita sangat dihargai dunia, sehingga GIFA satu-satunya negara yang dapat dua kali berturut supporting stock exchange BEI," tandas dia.

Tonton Video Pilihan Berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya