Liputan6.com, Jakarta Memahami teknik pertolongan resusitasi jantung paru (RJP/Cardiopulmonary resuscitation (CPR)) merupakan hal yang penting bagi setiap orang. Hal ini bisa berguna dalam situasi darurat, seperti kisah dr. Erizon Safari yang memberikan panduan CPR kepada pasiennya melalui telepon.
Kepala Unit Ambulance Gawat Darurat (AGD) Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Erizon berbagi kisah mengenai kisah keluarga pasien meminta bantuan medis untuk ayahnya yang terkena serangan jantung.
Advertisement
Saat itu, pasiennya menelepon ke bagian emergency call center Unit AGD untuk mengirimkan ambulance. Namun saat itu dr. Erizon menanyakan kondisi pasien karena merasa khawatir ambulance akan tiba lama, mengingat jalanan yang macet.
Setelah ditanya, ternyata pasien dalam kondisi tidak sadar. "Pasien tersebut menderita jantung koroner dan sudah pasang ring. Sayangnya anaknya yang mengasuh belum pernah dilatih tentang CPR, tapi karena orangtuanya tidak sadar, dia terpaksa harus melakukan, itu kita guide melalui telepon," ucap dr. Erizon Safari, MKK, pada Kamis (14/9/2017) dalam acara diskusi dan pelatihan CPR di kawasan Jakarta Pusat.
"Mba, coba digoyang-goyangkan, sadar nggak, bangun nggak bapaknya. Dia jawab nggak. Saya bilang coba cek nadinya, tapi dia enggak tahu dimana nadinya. Akhirnya kita ajari. Mba pegang pergelangan tangannya ada denyut enggak, atau di leher ada denyut enggak. Dia jawab enggak ada," kenang dr. Erizon.
Dr. Erizon lalu meminta anak pasiennya untuk melakukan pijat jantung luar dengan kompresi.
"Dia nanya caranya gimana. Saya jelasin, mba buka bajunya, liat puting susunya, letakkan tangan di antaranya dan genjot. Biar kami bantu dengan itung ritmenya," lanjutnya. Sementara itu, ambulance langsung dikerahkan dam tiba dalam waktu delapan menit.
Saksikan video menarik berikut:
Pentingnya memahami pertolongan CPR
Pertolongan CPR diberikan dengan saat pasien mengalami kondisi tidak sadar dan tidak bernapas. Meskipun pertolongan CPR tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, namun penting untuk memahaminya. Setidaknya, orang yang memahami pertolongan CPR dapat memberikan pertolongan minimal kepada sanak keluarga.
"Poinnya adalah siapapun bisa melakukan sesuatu untuk menolong apalagi bagi yang sudah dilatih. Hal ini penting karena kalau mengharapkan respon dari penolong di luar agak pesimis bisa datang dalam waktu cepat," ucap dr. Erizon.
Kedepannya, dia berharap nantinya regulasi Pemerintah akan lebih baik, tersedia AED dimana-mana dan masyarakat pun mampu melakukan CPR.
Advertisement