Liputan6.com, Batam - Tidak seperti biasanya, suasana tampak ramai di Jembatan Sei Ladi, Baloi, Batam. Jembatan yang terkenal angker dan selalu sepi ini mendadak dipenuhi warga, Kamis malam, 14 September 2017 atau bertepatan dengan malam Jumat.
Seiring bau dupa menyengat, terlihat iring-iringan lima pria mengenakan baju hitam dengan ikat kepala. Mulut mereka tidak berhenti komat-kamit sambil mengangkat dupa (hio).
Ki Truno Pamungkas, ketua pelaksana ritual, mengatakan kegiatan ini bertujuan memohon restu dari para penunggu Jembatan Sei Ladi atas suksesnya pembutan Film Hantu Sei Ladi.
"Selama syuting itu sebenarnya banyak gangguan-gangguan. Jadi sekarang filmnya sudah mau tayang, itu sebagai wujud nazar dari kita (paranormal) kalau filmnya mau tayang dan kita berterima kasih lah," ujar dia di Jembatan Sei Ladi.
Baca Juga
Advertisement
Menurut pengakuan Ki Truno, saat proses ritual tadi ada penampakan makhluk gaib yang mengawasi dari jauh. Diduga, makhluk gaib merupakan pemimpin tempat itu.
"Karena ramai tadi dia tak mau mendekat, tampak sesosok siluman ular. Badannya manusia dan kepalanya ular, kelaminnya perempuan," ungkap Ki Truno usai ritual.
Yang unik, ritual ini menggandeng paranormal dari lintas negara. Rencananya, ada 15 paranormal yang akan mengikuti ritual ini. Namun, saat melakukan penerawangan, Ki Truno mengatakan ritual bisa dilaksanakan hanya dengan lima paranormal.
Untuk itu, hadir dalam ritual tersebut, seorang paranormal asal Singapura, seorang dari Malaysia, seorang dari Thailand, dan dua paranormal asal Indonesia, termasuk Ki Truno.
Ki Truno Pamungkas menyebutkan dari ritual tersebut, kelima paranormal ini berhasil melakukan komunikasi dari perwakilan hantu penunggu Jembatan Sei Ladi. Menurut hasil komunikasi tersebut, para penunggu Jembatan Sei Ladi memberikan izin penayangan film tersebut.
Seperti diketahui, Jembatan Sei Ladi ini terkenal angker bagi warga Batam. Jembatan ini berada di atas waduk Sei Ladi yang menjadi salah satu sumber air bersih warga setempat.
Banyak kisah mistis mengenai jembatan ini. Hal ini terkait dengan peristiwa yang terjadi di jembatan itu, seperti kecelakaan, pembunuhan, dan bunuh diri. Warga Batam pun enggan melewati jembatan itu, terutama ketika matahari telah tenggalam. Pasalnya, kedua ujung jembatan merupakan hutan. Kondisi ini membuat suasana di Jembatan Sei Ladi semakin mencekam.
Sementara itu, sutradra film Hantu Jembatan Sei Ladi, Ibonk Hermawan mengaku banyak hal aneh pada saat proses pengambilan gambar untuk film Hantu Sei Ladi. "Pada saat shooting tiba-tiba pemerannya kesurupan atau kru yang kesurupan, sehingga tertunda," cerita Ibonk kepada Liputan6.com.
Ibonk menambahkan hal-hal mistis yang terjadi selama proses pengambilan gambar ini yang menjadikan tertundanya penayangan film tersebut. Berdasarkan agenda, film Hantu Sei Ladi seharusnya tayang pada 6 Agustus 2017.
Untuk itu, Ibonk mengharapkan penayangan film ini bisa berjalan lancar, terutama setelah dilaksanakan ritual yang dibantu paranormal.
"Dengan ritual, saya mengapresiasi dukungan paranormal ini, sehingga film dapat tayang dengan lancar," kata dia.
Menurut Ibonk, film mengenai jembatan angker itu dapat memberikan pengajaran terutama mengenai kearifan lokal, serta pendidikan agama bagi para penonton. Film ini juga menjadi bukti keterikatan emosional bangsa Indonesia dengan negara jirannya melalui budaya.
"Film ini merupakan kreativitas seni, dan bertujuan mendidik, menjauhkan syirik, masyarakat bisa membandingkannya, terlepas dari itu kita kembali kepada diri masing-masing. Film ini juga menunjukkan bahwa Batam memiliki hubungan emosional budaya, perekat hubungan antara tiga negara," ungkap Ibonk.
Film Hantu Sei Ladi akan diputar serentak di XXI, Sinema 21, dan Blitz pada 12 Oktober 2017 mendatang. Tidak hanya di Indonesia, film ini juga akan tayang di Malaysia dan Singapura.
Simak vidio pilihan berikut ini: