Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi pada perdagangan saham menjelang akhir pekan ini. Akan tetapi, laju IHSG berbalik ke zona hijau.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (15/9/2017), IHSG naik 20,39 poin atau 0,35 persen ke posisi 5.872,39. Indeks saham LQ45 menguat 0,26 persen ke posisi 976,69. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.
Menjelang akhir pekan ini, IHSG sempat bergreak di level tertinggi 5.875,53 dan terendah 5.831,18. Ada sebanyak 142 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG. Sedangkan 167 saham melemah sehingga menekan IHSG. 117 saham diam di tempat.
Baca Juga
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 282.601 kali dengan volume perdagangan saham 8,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,6 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 162 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran 13.233.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham industri dasar naik 2,82 persen sehingga angkat IHSG. Disusul sektor saham perdagangan naik 1,52 persen dan sektor saham manufaktur mendaki 0,43 persen. Sedangkan sektor saham pertanian susut 2,16 persen.
Saham-saham cetak top gainers antara lain saham PSDN naik 13,40 persen ke posisi Rp 220 per saham, saham BCIP menguat 12,84 persen ke posisi Rp 123, dan saham IMJS naik 12,12 persen ke posisi Rp 296 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham SQMI merosot 23,08 persen ke posisi Rp 400 per saham, saham BRAM tergelincir 18,73 persen ke posisi Rp 5.100 per saham, dan saham GSMF susut 10,87 persen ke posisi Rp 123 per saham.
Menjelang akhir pekan ini, bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,11 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,35 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,52 persen dan indeks saham Taiwan naik 0,25 persen. Sedangkan indeks saham Shanghai melemah 0,53 persen dan indeks saham Singapura tergelincir 0,35 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, IHSG cenderung variasi menjelang akhir pekan ini. Hal itu lantaran dari sentimen yang beragam. Dari internal, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2017 sebesar US$ 1,72 miliar. Secara kumulatif sepanjang Januari-Agustus 2017 mencetak surplus US$ 9,11 miliar.
"Neraca perdagangan Indonesia yang surplus jadi sentimen positif," ujar Reza saat dihubungi Liputan6.com.
Lebih lanjut ia menuturkan, dari sentimen eksternal Korea Utara kembali uji coba rudalnya menjadi sentimen negatif lantaran menimbulkan kekhawatiran. Akan tetapi, investor ada yang masih melakukan aksi beli menahan pelemahan IHSG.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: