Liputan6.com, London - Sebuah ledakan yang terjadi pada jam-jam sibuk di dalam kereta bawah tanah London, Inggris, tengah diselidiki sebagai aksi terorisme. Hal tersebut dipastikan oleh koordinator senior nasional untuk penanggulangan kontraterorisme, Neil Basu.
Seperti dikutip dari NCBCnews.com pada Jumat (15/9/2017), pihak berwenang memastikan bahwa sejumlah orang di stasiun Parsons Green terluka akibat peristiwa tersebut. Stasiun kereta itu terletak di London barat.
Advertisement
Daily Mail dalam laporannya memuat bahwa setidaknya 20 orang terluka dalam peristiwa ledakan tersebut.
Foto yang viral di media sosial menunjukkan terdapat sebuah ember yang terbakar. Kabel tampak menonjol dari dalamnya.
Pemilik akun Twitter @rrigs yang memosting gambar tersebut mengatakan, ia yakin bahwa ember tersebut terkait dengan ledakan yang terjadi. Sementara itu, sejumlah postingan lainnya di Twitter menunjukkan orang-orang melarikan diri dari stasiun Parsons Green.
Pihak kepolisian Metropolitan London memerintahkan setiap orang untuk menghindari lokasi ledakan. Ada pun Layanan ambulans London mengonfirmasi bahwa tim respons bahaya telah berada di lokasi kejadian. Demikian pula dengan Brigade Pemadam Kebakaran London yang mengatakan pihaknya menyiagakan delapan kendaraan dan sekitar 50 petugas di stasiun Parsons Green.
Richard Aylmer-Hall, salah satu yang berada di lokasi kejadian mengatakan bahwa dia menyaksikan sejumlah orang terdorong dan terinjak saat berusaha melarikan diri.
Inggris telah menjadi target tiga serangan teror mematikan sepanjang tahun 2017. Sebanyak 33 orang tewas dalam teror tabrakan van dan serangan pisau di London Bridge dan Westminster Bridge yang terletak di jantung kota London, sementara satu lainnya adalah aksi bom bunuh diri sesaat setelah konser penyanyi pop dunia Ariana Grande di Manchester.