HEADLINE: Mimpi Juara Amblas, Timnas U-19 Tetap Menjanjikan

Timnas Indonesia U-19 hanya bisa berharap meraih peringkat ketiga Piala AFF U-18 2017.

oleh Edu Krisnadefa diperbarui 16 Sep 2017, 00:04 WIB
Pelatih timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri (kanan) menenangkan Egy Maulana Vikri usai dikalahkan Thailand lewat adu penalti di semifinal Piala AFF U-18 2017, Jumat (15/9). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-19 harus mengubur ambisi tampil di final Piala AFF U-18 2017 di Myanmar. Mimpi juara pun amblas karena di semifinal, Jumat (15/9/2017), pasukan Garuda Nusantara harus menyerah 2-3 dari Thailand lewat adu tendangan penalti.

Kini, Indonesia hanya bisa berharap pulang ke Tanah Air dengan "status" peringkat ketiga. Namun, untuk "gelar" itu pun, timnas Indonesia U-19 masih harus menghadapi Myanmar yang di semifinal lainnya kalah juga lewat adu penalti dari Malaysia. Laga ini akan digelar Minggu (17/9).

Kegagalan menembus final memang menyakitkan, khususnya bagi para pemain Garuda Nusantara. Pasalnya, lawan Thailand, timnas Indonesia U-19 sebenarnya tampil gemilang dan punya peluang besar menutup laga dengan kemenangan.

Tak heran, seusai laga, pemain timnas Indonesia U-19 tampak sesegukan menyesali hasil yang harus mereka terima. Termasuk pemain andalan, Egy Maulana, yang sampai harus dipapah pelatih Indra Sjafri ke luar lapangan.

Setidaknya, ada lebih dari lima peluang bersih yang seharusnya bisa menjadi gol yang mereka dapat. Bahkan, dikartu merahnya Saddil Ramdani, di akhir babak pertama, tak mengurangi semangat juang Egy Maulana dan kawan-kawan untuk terus menciptakan peluang demi peluang.

Buktinya, di babak kedua, tepatnya menit ke-60, Egy sendiri masih bisa meliuk-liuk di kotak penalti Thailand, sebelum melepas tembakan. Sayang, tembakannya tak menghasilkan gol.

Begitu juga dengan Hanis Saghara yang mendapat peluang emas di menit ke-85. Sepakan penyerang timnas Indonesia U-19 itu masih bisa ditepis kiper Thailand, Kantaphat Manpati.

"Semua pemain sedih karena harusnya pertandingan ini milik kami," ujar pelatih Indra Sjafri, lirih, selepas laga. "Tapi, saya berterimakasih atas perjuangan pemain. Dari babak kedua kami bermain 10 orang. Babak kedua kami banyak peluang tapi gagal tercipta gol."


Kurang Tenang

Entah kenapa gawang Thailand begitu sulit dibobol. Memang, sulit dimungkiri, Kentaphat Manpati, yang jadi benteng terakhir Thailand, tampil begitu gemilang.

Tapi, di luar itu, seperti ada yang kurang dalam penyelesaian akhir para pemain timnas Indonesia U-19. Ada kesan pemain Indonesia kurang tenang saat sudah berada di kotak penalti Thailand.

Gelandang Timnas Indonesia U-19, Witan Sulaiman, berusaha membobol gawang Thailand U-19 pada laga Piala AFF U-18 di Stadion Thuwanna, Yangon, Jumat (15/9/2017). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Ini juga terjadi saat drama adu penalti. Tiga dari lima eksekutor yang diturunkan: gagal menunaikan tugasnya dengan baik. Sepakan Muhammad Iqbal, Nurhidayat dan Rifad Marasabessy semuanya bisa dimentahkan Kantaphat Manpati.

Padahal, kata Indra, tim pelatih sudah mengantisipasi kemungkinan digelarnya adu penalti ini. "Kami bahkan sudah menyiapkannya sejak menggelar pemusatan latihan Di Yogyakarta dan Karawaci, akhir Agustus lalu," Indra menuturkan. "Kami minta maaf. Terima kasih banyak dukungan masyarakat Indonesia."

Foto dok. Liputan6.com

Soal kartu merah Saddil juga harus jadi perhatian tersendiri. Hanya karena provokasi pemain lawan, Saddil kehilangan kontrol emosinya, yang mengakibatkan kerugian bagi tim.

Jika Saddil saja bisa sedikit menahan emosinya. Jika saja tidak menyikut Wudtichai Kumkeam karena provokasi bek Thailand itu, jika timnas Indonesia U-19 bisa tetap bermain dengan 11 pemain hingga laga usai, mungkin hasil akhir pertandingan akan berbeda.

Tapi, terlepas dari itu, harus diakui, penampilan pemain timnas Indonesia U-19 secara individu dan tim cukup menjanjikan di Myanmar. Setidaknya, kita bisa berharap mereka terus tumbuh menjadi bintang-bintang lapangan hijau yang lebih membanggakan.


Prospek Lawan Myanmar

Minggu (17/9), timnas Indonesia U-19 akan kembali turun gelanggang untuk memperebutkan peringkat ketiga lawan Myanmar di Stadion Thuwanna, Yangon. Bisa dibilang ini adalah the last salon, alias kesempatan terakhir Garuda Nusantara untuk membuat publik Indonesia tersenyum.

Peluang Indonesia menang tentu saja terbuka. Bukankah Myanmar adalah tim pertama yang dikalahkan tim asuhan Indra Sjafri di Piala AFF U-18 2017?

Selasa (5/9), di stadion yang sama, dua gol Egy Maulana berhasil mempermalukan Myanmar 2-1 di hadapan publik mereka sendiri. Namun jangan lupakan pula fakta bahwa Myanmar adalah tim yang mengalahkan Vietnam, yang sebelumnya sukses mempermalukan Indonesia 3-0.

Foto dok. Liputan6.com

Artinya, tentu masih dibutuhkan kerja keras untuk bisa mengulang sukses mempermalukan tuan rumah.

Kini, tinggal ditunggu bagaimana Indra Sjafri membangkitkan kembali mental pasukannya yang tampak begitu shocked. Sebab, di sisi lain, Myanmar juga dipastikan mengalami hal yang sama usai dibungkam Malaysia. "Kita bisa lihat mereka cukup terpukul, bersedih, karena mereka menganggap menghadapi Thailand mereka bisa mengatasi, tapi karena adu penalti mereka gagal. Kami coba hibur mereka, dan semoga mereka bisa bangkit lawan Myanmar," tutur Indra.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya