Liputan6.com, Seoul - Di final Korea Terbuka 2017, Minggu (17/9/2017), Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie bertarung memperebutkan status sebagai tunggal putra Indonesia kelima yang sukses memenangi turnamen kelas Superseries.
Anthony dan Jonatan menciptakan all Indonesian final di Korea Terbuka usai mengalahkan lawan masing-masing.
Baca Juga
Advertisement
Di hadapan peringkat nomor satu dunia dan unggulan teratas Son Wan Ho, Anthony berjaya 16-21, 21-18, 21-13. Sebelumnya, Jonatan telah lebih dulu menumbangkan Wang Tzu Wei, 21-13, dan 21-17.
"Bisa all Indonesian final ini jauh sekali dari target awal di tunggal putra. Semua berkat bantuan Tuhan. Mungkin ini juga hasil dari apa yang kami usahakan sejak dua tahun lalu,” kata Jonatan kepada Badminton Indonesia.
Anthony dan Jonatan tampil di final Superseries. Mereka berkesempatan bersanding bersama empat senior yang terlebih dahulu memenangkannya.
Sosok terakhir yang berhasil meraih podium tertinggi di tingkat Superseries adalah Sony Dwi Kuncoro dengan menjuarai Singapura Terbuka 2016. Titel itu melengkapi empat kehormatan lain atas namanya, yakni menguasai Indonesia Terbuka 2008, Jepang Terbuka 2008, China Masters 2008, dan Singapura Terbuka 2010.
Tunggal putra Indonesia tersukses kedua di Super Series adalah Simon Santoso yang memenangi Denmark Terbuka 2009, Indonesia Terbuka 2012, dan Singapura Terbuka 2014. Dua sosok lainnya adalah Taufik Hidayat (Prancis Terbuka 2010) dan Tommy Sugiarto (Singapura Terbuka 2013).
"Korea Terbuka adalah kesempatan terbaik saya masuk final karena banyak nama besar absen, di antaranya Lee Chong Wei, Chen Long, Lin Dan, dan Viktor Axelsen. Meski tidak mudah juga lolos ke final," ungkap Anthony.