Liputan6.com, Sangihe - Sebagai pelabuhan yang berada di Kecamatan Tabukan Utara, Petta menjadi tempat persinggahan kapal dan perahu yang melintas di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara. Pelabuhan ini juga menjadi ramai karena menjadi tempat berlabuh kapal-kapal yang datang dari Filipina.
"Pagi-pagi warga dari pulau-pulau sudah sandar di Pelabuhan Petta untuk melakukan transaksi jual beli kebutuhan pokok, juga mengangkut bahan-bahan bangunan ke pulau," ungkap Sahrul Pansariang, Kapitalau atau Kepala Kampung Bukide Timur, Kecamatan Nusa Tabukan, Kamis 6 September 2017.
Menggunakan perahu bermotor kecil, Sahrul seorang diri membelah gelombang dari kampungnya untuk datang ke Pelabuhan Petta, membeli berbagai kebutuhannya.
"Kalau ke Pelabuhan Tahuna, ibu kota kabupaten, sangat jauh. Maka tak heran jika Pelabuhan Petta ini begitu ramai apalagi di pagi hari," ujar Sahrul yang membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari kampungnya ke Pelabuhan Petta.
Selain tempat bagi warga kepulauan membeli kebutuhan pokok mereka, Pelabuhan Petta juga menjadi tempat para nelayan memasok dan memasarkan ikan yang mereka dapat. Setelah semalaman mencari ikan di laut, pagi-pagi sejumlah perahu dan kapal nelayan sudah merapat.
"Hasil tangkapan ikan kami bawa ke Pelabuhan Petta untuk dijual. Sehingga pagi hari semua perahu dan kapal nelayan ke sana," ujar Wilson Kalase.
Baca Juga
Advertisement
Sebuah pasar khusus ikan berdiri cukup megah tak jauh dari pelabuhan. Suplai ikan yang datang dari pelabuhan langsung masuk ke pasar ikan.
"Dulunya gabung dengan pasar sayur, tapi sekarang pasar ikan ini sudah berdiri sendiri menampung ikan yang disuplai nelayan," ujar Juandi Arendege, warga Tahuna.
Ramainya Pelabuhan Petta selain karena sebagai transaksi jual beli warga kepulauan dan nelayan, kampung ini juga terkenal sebagai pusat penjualan minuman keras asal Filipina.
"Dari dulu memang Petta terkenal sebagai tempat penjualan minuman keras, maupun minuman bersoda asal Filipina. Maka pelabuhan ini selalu ramai," ujar Rickson Samodara, warga setempat.
Meski terkesan sembunyi-sembunyi, namun peredaran berbagai jenis minuman keras menjadikan kampung Petta ini menjadi ramai dikunjungi. Pagi itu, saat Liputan6.com bersama sejumlah warga dari Manado mendatangi salah satu pengedar minuman keras di sekitaran pelabuhan, wanita paruh baya pemilik toko itu mengaku kehabisan stok.
"Ci pemilik toko itu kuatir, karena kalian datang terlalu banyak orang," ujar warga di sekitar pelabuhan itu.
Benar saja, saat siang harinya salah satu dari warga kembali mendatangi toko itu, dia bisa mendapatkan berbagai jenis minuman keras asal negara tetangga Filipina.
Saksikan video pilihan berikut ini!