Liputan6.com, Jakarta Unjuk rasa berujung bentrok kembali terjadi di depan kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jakarta, Senin dini hari tadi. Penyebabnya, YLBHI dituding menggelar acara yang berbau Partai Komunis Indonesia (PKI).
Ketua YLBHI Bidang Advokasi, Muhammad Isnur, meminta kepolisian untuk menangkap para pelaku penyebar berita bohong tersebut.
Advertisement
"Kami menyerahkan kepada aparat hukum, yang menyebarkan hoax dan berujung pada kerusuhan itu ditangkap. Mereka menyebarkan berita bohong dan memprovokasi warga lain," kata Isnur di depan kantor YLBHI, Jakarta, Senin (19/9/2017).
Isnur mengaku menemukan sejumlah berita bohong di media sosial yang menyebut aksi yang digelar di YLBHI adalah acara kebangkitan PKI. Ia menduga berita bohong ini sengaja disebar oleh orang yang tidak bertanggung-jawab.
Padahal, kata Isnur, sejak Minggu 17 September 2017 malam, kepolisian sudah mengingatkan tidak ada informasi tersebut dan mengimbau kepada massa yang berunjuk rasa untuk membubarkan diri.
"Padahal itu sama sekali enggak, itu bohong semua. Jadi massa datang pun, yang jelas kepolisian menjelaskan berulang-ulang tidak ada sama sekali PKI, tapi massa tidak mendengarkan Kapolda, Kapolres, dan malah berbuat rusuh," ucap Isnur.
Pembubaran Paksa Massa
Pada Minggu malam, 17 September 2017, situasi di gedung YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat, tegang. Massa berdemonstrasi dengan menyebut YLBHI menyelenggarakan acara yang berbau PKI. Massa pun terus mendesak untuk memasuki gedung yayasan.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Suyudi Ario Seto berusaha menenangkan massa yang memanas. Dia menyebutkan, kegiatan di YLBHI tidak ada kaitan dengan PKI.
Suyudi menegaskan, kegiatan yang disebut-sebut di media sosial membahas tentang PKI di YLBHI tidaklah benar. Begitu juga pembahasan terkait pelurusan sejarah 65 pun tidak dilakukan.
"Saya sampaikan sebenarnya, jadi judulnya pelurusan fakta 65 dan saya tidak melanjutkan kegiatan tersebut. Mereka datang dari berbagai daerah dan dilanjutkan dengan aksi seni dan saya menyaksikan," ujar Suyudi yang disambut teriakan "bohong" dari massa.
Polres Metro Jakarta Pusat dibantu Polda Metro Jaya akhirnya membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata, setelah negosiasi menemui jalan buntu.
Massa yang berjumlah ratusan tersebut melawan. Mereka melempari polisi yang berada di ujung Jalan Diponegoro, atau persisnya di samping Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement