Meikarta Hadirkan Lingkungan Sehat Supaya Penghuni Kuat

Di Meikarta terdapat Taman Terbuka Hijau bernama Central Park seperti di New York, yang menjadi paru paru kota.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 18 Sep 2017, 11:52 WIB
Di Meikarta terdapat Taman Terbuka Hijau bernama Central Park seperti di New York, yang menjadi paru paru kota.

Liputan6.com, Jakarta Di Meikarta terdapat Taman Terbuka Hijau bernama Central Park seperti di New York, yang menjadi paru paru kota. Nah, yang satu ini ada di Meikarta. Luasnya 100 hektar atau seperlima dari lahan pemukiman modern ini. Central Park ala New York ini tak hanya berfungsi sebagai paru paruMeikarta tapi juga wilayah di sekitar.

Pembangunan kawasan terbuka hijau raksasa ini terkait dengan Lippo Group sebagai pengembang professional, yang berkewajiban menjaga kesehatan konsumennya. Apalagi kini masyarakat juga memiliki kesadaran yang tinggi pada kesehatan jasmani dan rohani.

Kesehatan jasmani dan rohani pada dasarnya adalah dua hal yang saling terkait. Mustahil sebuah rohani bisa sehat bila jasmani selalu dirongrong penyakit, Demikian pula sebaliknya. Mustahil jasmani bisa sehat bila rohani selalu dirongrong berbagai tekanan seperti kegelisahan atau kesepian.

Semua hal di atas sudah diperhitungkan sejak awal pembangunan Central Park. Ruang terbuka hijau ini didesain sebagai sebuah tempat yang nyaman dan menyegarkan untuk rekreasi pribadi maupun komunitas.

Di sana terdapat sebuah danau dikelilingi taman yang diatur sedemian rupa sehingga tampak hijau dan indah. Taman ini bebas dipakai untuk siapa saja sesuai dengan kebutuhan masing masing. 400 pohon besar juga ditanam disana agar pasok oksigen diudara Meikarta memadai.

Demikian rindangnya Central Park sehingga tampak bagai hutan di kota. Di sini, para penghuni Meikarta bisa membugarkan diri dengan berolah raga sekaligus menenangkan diri dengan duduk santai menikmati pemandangan serba hijau yang tertata rapi.

Bagi orang Jakarta hal ini sangat menarik. Banyak warga kota berpenduduk lebih 10 juta ini ingin bebas dari kungkungan hutan semen dan kemacetan tiada henti. Apalagi kini ruang terbuka hijau makin lenyap dari pemandangan. Bernafas pun kian sesak karena pasok oksigen sering kena polusi.

Kenyataan tersebut membuat setiap jengkal pembangunan Meikarta tak melupakan prinsip ‘makin hijau makin diminati’. Maka tak mengherankan bila makin banyak orang Jakarta, dan kota besar lainnya, berminat pindah keMeikarta. Kenyataan ini sesuai dengan kenyataan sosial dimana prinsip dimana peningkatan kepadatan penduduk diikuti dengan membesarnya keinginan tinggal di lingkungan serba hijau dan lapang.

Selain bagian dari penghijauan, danau di Central Park juga berfungsi sebagai reservoir air untuk kebutuhan penghuni Meikarta. Danau ini berdaya tampung 20 ribu meter kubik air. Oleh karenanya, air danau ini dijaga ketat agar bebas polusi. Tempat sampah dan septic tank dijauhkan dari danau ini karena bisa merusak kualitas air.

Pengelola Meikarta tak tak ingin mengulang pengalaman Jakarta dan banyak kota lainnya dimana air tanah mengalami pencemaran berat dan berbahaya untuk dikonsumsi. Dengan kata lain, kesehatan penghuni Meikarta adalah prioritas yang tak bisa ditawar.

Selain jauh dari danau, sistem pembuangan sampah diatur sedemikian rupa sehingga tak akan terjadi penumpukan di sebarang tempat. Tujuannya agar sampah menjadi sumber penyakit dan sumber bau tak sedap. Di zaman sekarang ini bau sampah memang selalu mengundang keresahan karena keasadaran bahwa di baliknya selalu ada penakit. 

Semua ini tak lepas dari kenyataan bahwa Meikarta berada di sebuah wilayah yang sedang tumbuh cepat berkat industrialisasi secara besar besaran. Salah satu indikasinya adalah pertumbuhan penduduk.

Tahun lalu jumlah penduduk Bekasi mencapai 2.11 juta jiwa, naik sekitar 200 ribu dari tahun sebelumnya. Ini berarti Meikarta harus selalu berbenah agar penghuninya sehat dan kuat menghadapi penyakit.

(*)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya