Liputan6.com, Jakarta - Anggotan Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto meminta semua pihak menahan diri dalam isu Gerakan PKI di masa lalu. Sidarto meminta semua kegiatan terkait hal itu harus dihentikan.
"You tanya saya, itu pendapat saya. Ada film begitu, ada seminar begini, tolong dua-duanya di-stop dulu," kata Sidarto di Kantor Wantimpres, Jakarta, Senin (18/9/2017).
Advertisement
Seperti diketahui, belakangan muncul pesan berantai berisi imbauan pemutaran Film G30s/PKI di seluruh kesatuan TNI AD. Dalam pesan itu, TNI AD harus menyediakan segala fasilitas lengkap untuk menonton film itu.
Sementara, ada pula yang menyelenggarakan diskusi pengungkapan sejarah peristiwa 1965-1966 di Gedung YLBHI, Jakarta. Diskusi ini disebut-sebut sebagai diskusi PKI yang kemudian dibubarkan.
YLBHI sempat didemo sejumlah warga. Aksi pun berakhir kericuhan. Sidarto menilai, kegaitan semacam ini tidak perlu dilakukan.
"Ini dua titik yang berbeda kan. Ada film ini, ada seminar itu. Saya pikir Sementara ini disejukkan dulu," ujar Sidarto.
Menurut dia, pemerintah saat ini sedang sibuk membangun ekonomi, kesejahteraan sosial, dan mengentaskan kemiskinan. Pembangunan ini bisa membawa Indonesia masuk jajaran 5 besar kekuatan ekonomi dunia.
Mantan Ketua MPR itu meminta semua pihak menahan diri untuk tidak membuat kegaduhan seputar PKI. Ketika kegaduhan mendominasi, pembangunan tidak akan bisa mencapai hasil.
"Jangan kegaduhan begitu ya. Terus terang, jangan diadakan dulu lah. Tolong pihak-pihak ini sementara ini sedikit mengendalikan (diri)," ucap dia.
Saksikan Video Pilihan Di Bawah Ini:
Bantahan YLBHI
Sementara itu, YLBHI membantah kegiatan yang mereka lakukan membahas mengenai komunisme.
"LBH-YLBHI telah berulang kali menjelaskan bahwa tidak ada acara terkait PKI, aparat kepolisian mulai dari Kapolsek Menteng, Kapolres Jakarta Pusat, Kabaintelkam Mabes Polri juga Kapolda Metro Jaya telah melakukan klarifikasi langsung," kata Direktur LBH Jakarta, Alghiffari Aqsa dalam keterangannya, Senin (18/9/2017).
Selain itu, aparat juga melihat semua bahan dan mengawasi. Mereka pun mengakui kegiatan tersebut tidak terkait dengan PKI. Mereka kemudian menjelaskan pada massa tidak ada acara yang dituduhkan.
"Tetapi massa tidak mau mendengar dan melawan aparat," kata dia.
Menurut Aqsa, puluhan orang yang mengikuti acara 'Asik Asik Aksi terkurung'. Mereka bertahan di gedung LBH Jakarta tersebut.
Acara Asik Asik Aksi sendiri menampilkan seni, puisi dan menyanyi dalam rangka keprihatinan atas pembubaran acara seminar sejarah yang dibubarkan aparat pada 16 November 2016.
Advertisement