3 Mitos Hilang Keperawanan Saat Bercinta di Malam Pertama

Ada beberapa mitos kehilangan keperawanan saat pertama kali bercinta di malam pertama.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 18 Sep 2017, 21:00 WIB
Mitos keperawanan saat pertama kali bercinta di malam pertama.

Liputan6.com, Jakarta Bercinta untuk pertama kalinya memang sangat mendebarkan bagi tiap pasangan. Khusus wanita, mungkin pikiran keperawanan selaput dara akan robek menjadi kecemasan tersendiri.

Rasa takut atau batal bercinta di malam pertama karena selaput dara yang robek bisa terjadi. Namun, tak hanya soal selaput dara, ada beberapa hal lain seputar mitos kehilangan keperawanan saat bercinta di malam pertama.

Dikutip dari Elite Daily, Senin (18/9/2017), terapis seks Kristin Marie Bennion membebarkan mitos-mitosnya.

Mitos #1 Anda adalah sosok yang berbeda sekarang

Salah satu mitos terbesar tentang keperawanan adalah seorang wanita menjadi berubah (kepribadian).

Bennion mengungkapkan, hal tersebut tidak benar dan hanya fiksi belaka. Seks tidak akan mengubah kepribadian Anda.

"Wanita yang sudah  kehilangan keperawanan tidak akan berubah. Dia akan tetap menyukai hal-hal yang sama, cita-cita yang diharapkan sama. Yang pasti semua aspek kepribadiannya masih utuh," ujarnya.

 

Simak video menarik berikut ini:

 


Mitos #2

Mitos #2 Anda sebenarnya "kalah" saat keperawanan hilang

Keperawanan hanyalah sebuah kata, bukan istilah medis.

"Istilah 'kehilangan keperawanan' pada kenyataannya tidak memiliki implikasi medis apa pun. Tidak pula dimaknai sebagai kekalahan. Keperawanan bukanlah 'sesuatu' yang menjadikan wanita itu kalah," ungkap Bennion.

Sebaliknya, keperawanan ibarat kemurnian seksual, yang dihargai sebagai aset wanita paling berharga.


Mitos #3

Mitos #3 Pendarahan pertama kali bercinta karena selaput dara robek

Kesalahpahaman besar berkaitan dengan selaput dara--selaput tipis yang terletak di sekitar lubang vagina.

"Jika terjadi pendarahan saat pertama kali berhubungan intim, kemungkinan besar selaput dara yang merobek. Tapi alasan itu tidak selamanya karena selaput dara, melainkan kurangnya pelumasan di vagina," ujar Bennion.

Kurangnya pelumasan dapat membuat vagina menjadi kering. Anda akan merasa nyeri dan bisa berdarah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya