Saingi AS, Iran Mengklaim Kembangkan 'Father of All Bombs'

Iran mengklaim tengah mengembangkan 'Father of All Bombs' yang kekuatannya setara dengan 44 ton TNT.

oleh Citra Dewi diperbarui 18 Sep 2017, 18:40 WIB
MOAB (AFP)

Liputan6.com, Tehran - Iran mengaku telah memproduksi bom yang lebih hebat dibanding 'Mother of All Bombs' atau 'Ibu dari Segala Bom' yang saat ini dimiliki oleh Amerika Serikat. Hal tersebut dikatakan oleh seorang jenderal senior, Amir Ali Hajizadeh.

"Bom-bom ini ada pada tahap akhir, dapat diluncurkan dari pesawat terbang dan sangat merusak," ujar Hajizadeh yang merupakan Komandan Angkatan Udara Garda Revolusi Iran, seperti dikutip dari Independent, Senin (18/9/2017).

Berbicara kepada kantor berita negara FARS, Hajizadeh menggambarkan bom tersebut sebagai 'Father of All Bombs'.

Sebelumnya, AS telah memiliki Massive Ordnance Air Blast Bomb (MOAB) yang yang dikenal dengan julukan 'Mother of All Bombs'.

Bom tersebut menghancurkan terowongan dan bunker di Distrik Achin, Afghanistan, pada April 2017. Struktur bawah tanah itu dibangun oleh militan yang loyal terhadap ISIS.

MOAB adalah senjata nonnuklir terbesar yang pernah digunakan dalam pertempuran oleh militer AS. Ledakannya setara dengan 11 ton TNT dan dapat mencapai radius hingga 1,6 km.

Sementara itu kekuatan 'Father of All Bombs' setara dengan 44 ton TNT, demikian seperti dilansir Seperti dilansir Daily Star.

Pengumuman tersebut muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran soal pengembangan program militernya.

Awal bulan ini, media pemerintah Iran mengklaim bahwa militer negara tersebut telah menguji sistem pertahanan rudal jarak jauh pertamanya.


Sanksi PBB, AS, dan Iran

Pada 2015, sanksi ekonomi PBB terhadap Iran dicabut, setelah pemerintahannya setuju untuk membatasi pengembangan senjata nuklir.

Resolusi PBB tersebut meminta Iran untuk tidak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan rudal balistik yang dirancang untuk dapat mengirimkan senjata nuklir, termasuk peluncuran menggunakan teknologi rudal balistik.

Iran mengatakan bahwa negaranya telah memenuhi kesepakatan PBB. Namun, pemerintahan Donald Trump berulang kali mengatakan bahwa Iran telah melanggar persyaratan kesepakatan tersebut.

"Dalam pandangan kami, Iran jelas-jelas gagal dalam memenuhi Rencana Aksi Komprehensif Bersama," ujar Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson. Ia menambahkan, tindakan tersebut mengancam keamanan orang-orang di wilayah tersebut dan juga Amerika Serikat sendiri.

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pun mengeluarkan tanggapan atas pernyataan yang disampaikan Tillerson.

"Bangsa Iran berdiri teguh dan langkah yang salah dari rezim yang berkuasa mengenai kesepakatan nuklir, akan menghadapi reaksi dari Republik Islam (Iran)," ujar Khamenei.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya