Pipa BBM Rusak, Ribuan Penumpang Pesawat Telantar di Auckland

Ribuan penumpang telantar di bandara di Auckland gara-gara pipa pasokan bbm pesawat rusak.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 18 Sep 2017, 18:00 WIB
Sejumlah pesawat tak bisa terbang karena pasokan bahan bakar berkurang akibat dari rusaknya pipa penyalur BBM (AFP)

Liputan6.com, Auckland - Ribuan penumpang pesawat terdampar di Bandara Auckland pada Senin 18 September 2017. Peristiwa ini terjadi kerena pipa bahan bakar yang menyuplai lapangan udara terbesar di Selandia Baru itu rusak dan bocor.

Itu adalah satu-satunya pipa yang menyalurkan bahan bakar di Bandara Auckland. Demikian seperti dikutip dari BBC pada Senin (18/9/2017).

"Gangguan ini diperkirakan akan berlangsung setidaknya selama sepekan karena proses perbaikan pipa," kata operator pipa Rifenery New Zealand.

Akibat kerusakan pipa, pasokan bahan bakar dijatah. Maskapai penerbangan pun mencari bahan bakar di Australia dan tempat lain untuk menjaga agar layanan jarak jauh tetap berjalan.

Menurut pihak Bandara Auckland, Selandia Baru yang dilalui sekitar 18 juta penumpang per tahun, perusahaan bahan bakar itu bertanggung jawab atas kendala transportasi yang terjadi terkait pasokan bahan bakar yang digunakan oleh perusahaan penerbangan -- sebab suplainya berkurang.

Sementara itu, Air New Zealand mengatakan, pasokan bahan bakar di bandara turun sampai 30 persen dari kapasitas normal. Hal itu memaksa beberapa penerbangan jarak jauh untuk melakukan pemberhentian pengisian bahan bakar tambahan di bandara-bandara di Australia dan Pasifik.

Maskapai tersebut mengatakan, sekitar 2.000 penumpang terkena pembatalan penerbangan pada Senin 18 September.

Seperti halnya Air New Zealand, Qantas, Cathay Pacific dan Emirates mengatakan bahwa beberapa penerbangan lain juga terkena dampak kekurangan bahan bakar tersebut. Sedikitnya, 27 penerbangan internasional dan domestik dibatalkan hingga akhir pekan ini.


Perbaikan Pipa Memakan Waktu

Sejauh ini, operator Rifenery New Zealand mengatakan, tim terkait tengah bekerja keras memperbaiki pipa yang rusak akibat penggalian hingga meledak Kamis 14 September lalu.

Namun, perusahaan tersebut mengatakan bahwa perbaikan untuk membangun pipa baru -- yang dipersulit oleh masalah keamanan dan hujan lebat -- akan memakan waktu paling sedikit sepekan.

"Pipa tersebut harus kembali beroperasi antara 24 September dan 26 September," kata perusahaan itu.

Dengan demikian, ada kemungkinan akan membuat maskapai dan penumpang terdampak lebih lama lagi. Pipa itu juga memasok bensin dan solar ke seluruh konsumen di Auckland.

Menteri Energi negara itu Judith Collins mengatakan, militer bisa dikerahkan untuk mengirim bahan bakar jika dibutuhkan.

"Pipa itu adalah satu-satunya untuk menyalurkan bahan bakar ke bandara Auckland, jadi tindakan pencegahan telah dilakukan untuk membatasi jumlah bahan bakar yang digunakan," kata Collins.

Refinery NZ -- yang memasok semua bahan bakar jet Selandia Baru -- memperkirakan butuh waktu 10-15 hari untuk memperbaiki pipa yang rusak, dengan biaya sampai 15 juta dolar Selandia Baru, tapi belum termasuk dampak lingkungan dari kebocoran tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya