Liputan6.com, Jakarta Berbagai macam oli sepeda motor beredar di pasaran. Nyatanya, tidak semua oli itu asli. ada juga terselip oli palsu. Jika tak tahu cara membedakannya, bukan tidak mungkin konsumen makin banyak yang menggunakan oli palsu.
Menurut Kepala Bengkel AHASS (Astra Honda Authorized Service Station) Daya Motor Cibinong, Asep Suherman, jika menggunakan oli palsu, maka akan berdampak terjadinya masalah pada jeroan mesin.
“Karena jika menggunakan oli palsu yang saya temui biasanya pelumasan (mesin) kurang sempurna, jadi otomatis ada beberapa bagian kena seperti ring seher, piston, noken as, rocker arm,” ungkap Herman saat ditemui di bengkel AHASS Daya Motor Cibinong di Jl Raya Bogor, Nanggewer, Cibinong, Senin (18/9/2017).
Baca Juga
Advertisement
Herman mengatakan, meski saat ini oli palsu cukup sulit dibedakan, sepeda motor yang menggunakan oli palsu biasanya akan memiliki ciri-ciri khusus, yaitu cepat menimbulkan asap. Selain itu, performa sepeda motor juga tidak enak digunakan, mulai dari tarikan hingga perpindahan transmisi yang kasar.
“Pas ganti oli itu terlihat olinya memuai cepat antara 1-2 minggu. Jadi cepat habis, kayak pakai oli bekas juga. Sebelumnya asap keluar dari knalpot, karena ada bagian-bagian yang terkikis, seperti pada bagian sehernya,” tuturnya.
Kata Herman, jika benar terjadi masalah pada bagian-bagian yang disebut di atas bukan tidak menutup kemungkinan harus dilakukan penggantian mesin. “Kalau sudah ganti mesin, untuk tipe matik, cub atau bebek (ongkosnya) itu bisa mencapai Rp 1,4 jutaan. Tapi itu estimasi, karena belum pasti ada yang rusak bahkan ada lebih,” ujarnya.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Volume Oli Menentukan Umur Mesin
Oli menjadi bagian penting agar kinerja jeroan mesin tetap terjaga dengan baik. Namun yang patut diketahui, penggunaan oli diwajibkan sesuai takaran dari yang dianjurkan pabrikan.
Menurut Assistant Sales Manager Aftermarket AISIN Asia Indonesia, Benny W Liem, untuk mengetahui berapa oli yang dibutuhkan mobil, ada baiknya berpedoman pada buku manual yang diberikan saat membeli mobil. Hal ini tak lain karena masih saja terdapat pemilik mobil kerap mengisi oli secara asal dan ternyata jauh dari takaran yang telah ditentukan.
“Kalau tidak terlumasi atau ada bagian-bagiannya yang kurang. Contohnya ada bagian komponen di dalamnya A sampai Z, kalau tidak terlumasi semua bisa tidak maksimal performanya,“ ungkap Benny saat ditemui Liputan6.com beberapa waktu lalu.
Tak dapat dimungkiri, meski memiliki kendaraan, tidak semua mengenal detail mobilnya. Termasuk takaran berapa liter oli yang harus diisi pada mobil kesayangannya.
Menurut Benny, kurang mengisi oli dengan tepat akan membuat mobil bermasalah dalam jangka panjang.
Beberapa bagian yang tidak terlindungi oli dipastikan akan terjadi gesekan antar komponen mesin, sehingga membuat di bagian mesin menguap dan menjadi panas. Oleh karena itu, ada baiknya memperhatikan buku pedoman manual.
Advertisement